Guru Ngaji yang Diduga Cabuli Muridnya di Tangerang Kabur

Guru Ngaji yang Diduga Cabuli Muridnya di Tangerang Kabur

TANGERANG, KOMPAS.com - W (40), guru ngaji yang diduga mencabuli murid-muridnya melarikan diri.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho mengatakan, pelaku sudah meninggalkan rumahnya di Kampung Dukuh, Kelurahan Sudimara Selatan, Kecamatan Ciledug sejak 29 November 2024.

"Hingga saat ini, anggota masih melakukan pengejaran. Namun, pelaku masih belum diketahui keberadaannya. Mohon doa dan dukungannya kami sedang cari dan kejar pelakunya," ujar Zain dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/1/2025).

Polisi meminta W segera menyerahkan diri untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

"Kami juga menghimbau pelaku untuk bisa kooperatif memenuhi panggilan polisi," kata dia.

W sudah pernah dipanggil polisi sebanyak dua kali. Namun, guru ngaji itu tidak pernah menghadiri panggilan pemeriksaan.

"Saat penyelidikan, kami telah melakukan pemanggilan terhadap terduga pelaku berinisial W dua kali, yakni pada 27 Desember 2024 dan 30 Desember 2024. Namun terduga pelaku tersebut tidak hadir. Lalu setelah melalui gelar perkara, statusnya dinaikkan ke tahap penyidikan pada 3 Januari 2025," ucap dia.

Berdasarkan hasil penyelidikan, terdapat empat korban yang diduga dicabuli guru ngaji di Tangerang ini.

"Hingga saat ini jumlah korban yang sudah teridentifikasi sebanyak 4 anak," ujar Zein.

Sebelumnya, seorang remaja berinisial F (18) menjadi korban pencabulan seorang guru mengaji berinisial W di Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang.

F mengatakan, pencabulan itu terjadi sekitar tujuh tahun lalu, saat dirinya masih berusia 11 tahun atau kelas 6 SD. F yang merupakan murid W dicabuli di kamar mandi rumah pelaku usai belajar mengaji.

"Saya diajak ke toilet. Terus saya dipegang-pegang sampai mengeluarkan cairan," ujar F saat ditemui Kompas.com di Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, Rabu (1/1/2025).

Usai tindakan pencabulan itu, F diberi uang oleh W sebesar Rp 50.000.

"Dia ngasih duit Rp 50.000, bilangnya buat jajan atau enggak buat beli rokok atau segala macam," kata dia.

F yang ketika itu masih berusia 11 tahun tak bisa berbuat banyak. Dia tak berani menceritakan kejadian ini ke keluarganya karena takut dengan W.

"Saat itu saya masih kecil, takut sama dia karenakan dia ustaz," jelas F.

Tak hanya sekali, tindakan pencabulan itu dilakukan W sebanyak tiga kali. F pun mengaku sempat mengalami trauma selama satu tahun.

"Sempat trauma sampai enggak mau ke sana lagi, tapi Alhamdulillah sekarang sudah hilang traumanya," kata dia.

Tujuh tahun usai insiden itu, F akhirnya memberanikan diri untuk bercerita kepada orangtuanya. Kejadian ini diungkap F setelah mendengar kabar adanya korban pencabulan lain.

Bahkan, menurut F, korban dugaan pencabulan W mencapai 30 orang yang seluruhnya merupakan murid mengaji pelaku.

"Usianya (korban) sekitar SD sama SMP, mungkin kelas 1 atau 2," ungkap dia.

Sumber