Habis Pecah Rekor, Harga Bitcoin Mulai Ambles pada Akhir 2024?
Bisnis.com, JAKARTA — Reli pecah rekor sepanjang masa alias all time high harga Bitcoin (BTC) mulai mereda jelang akhir tahun 2024. Sentimen pemicu ketidakstabilan utamanya aksi ambil untung dari para investor.
Berdasarkan data Bloomberg, tren penurunan BTC pada Desember 2024 ini menjadi yang pertama dalam 4 bulan terakhir. Sebelumnya, pionir token kripto ini sempat mencapai rekor tertinggi di level US$108.316 pada 17 Desember 2024 sebelum berfluktuasi dan mulai turun.
Waktu itu, kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) 2024 menjadi katalis utama kripto, seiring janjinya untuk menciptakan kebijakan yang ramah terhadap iklim perkembangan kripto di AS, serta janji mendukung gagasan mendirikan cadangan Bitcoin nasional.
Oleh karena itu, kendati berada dalam tren turun, Bloomberg menilai para investor akan tetap menyimpan sebagian keuntungan, dipicu potensi dukungan politis Partai Republik dan menunggu untuk melihat apakah cadangan Bitcoin yang diusulkan tersebut layak.
Sementara itu, Direktur Perdagangan Arbelos Markets Sean McNulty mengungkap risiko ketidakstabilan pasar di tengah berakhirnya posisi derivatif beberapa kripto populer.
Pasalnya, pasar kripto tengah menghadapi berakhirnya sejumlah besar kontrak opsi BTC dan Ethereum (ETH) pada hari ini, di mana menurut pialang FalconX menjadi salah satu peristiwa penentu dalam sejarah aset digital.
Sebagai contoh, nilai nominal kontrak Bitcoin di bursa Deribit, salah satu yang terbesar untuk derivatif aset digital, melebihi US$14 miliar, sementara angka yang setara untuk Ether adalah sekitar US$3,8 miliar.
Seiring dengan itu, di pasar reksadana (ETF) Bitcoin Spot di bursa AS, Bloomberg mencatat investor juga cenderung melakukan profit-taking, menciptakan arus keluar US$1,5 miliar sejak 24 Desember 2024. Tren profit-taking ini tercatat sebagai arus keluar ETF terbesar sejak kemenangan Trump pada November lalu.
Beberapa sentimen tersebut nyatanya lebih kuat, di tengah beberapa kabar positif yang berpotensi mendongkrak harga Bitcoin. Misalnya, soal keputusan perusahaan pemegang BTC terbesar saat ini, MicroStrategy Inc. yang baru-baru ini mengisyaratkan kemungkinan untuk memperkuat pembelian.
Hal itu seiring kebijakan perusahaan untuk bertransformasi dari pembuat perangkat lunak menjadi akumulator BTC dan aset digital. Saat ini, MicroStrategy memiliki lebih dari US$40 miliar aset digital.
Terkini, berdasarkan data Coinmarketcap, BTC berada pada posisi harga di sekitar US$96.000. Token kripto dengan kapitalisasi pasar jumbo lainnya pun tampak mengalami tren penurunan serupa BTC.
Misalnya, Ethereum sebagai patokan token Altcoin terbesar, berada di US$3.300 dari sebelumnya sempat menyentuh US$4.000 pada pertengahan bulan ini. Ripple (XRP) dan Solana (SOL) juga mengalami tren serupa. Hanya Binance Coin (BNB) yang tampak masih menghijau.
Adapun, Dogecoin (DOGE) sebagai token Memecoin paling populer yang juga favorit Elon Musk, jatuh ke kisaran US$0,315 dari sebelumnya mampu bertahan di atas US$0,4 pada awal Desember 2024.