Hadiri P20 di Brasil, Puan Singgung Perlunya Reformasi di Tubuh PBB
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menyinggung soal perlunya reformasi di tubuh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dalam pidatonya di perhelatan G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) ke-10 yang digelar di Brasil.
Puan menilai, komunitas internasional, khususnya PBB perlu memastikan tata global saat ini dapat mengatasi tantangan abad ke-21.
Menurut Puan, tata kelola global abad ke-21 harus lebih representatif, efektif, demokratis, dan akuntabel.
“Itulah sebabnya kita perlu mereformasi dewan keamanan PBB, majelis umum PBB, dan lembaga keuangan internasional,” kata Puan dikutip keterangan resmi, Sabtu (9/11/2024).
"Dalam hal ini, parlemen harus berada di garis depan dalam membela nilai-nilai demokrasi di tingkat nasional dan juga di tingkat global," sambungnya.
Hal ini mengingat fungsi PBB sebagai organisasi internasional yang bertujuan untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, mendorong kerja sama internasional, serta mengatasi berbagai masalah global seperti kemiskinan, konflik bersenjata, perubahan iklim, serta pelanggaran hak asasi manusia.
“Agar lebih relevan, PBB harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat,” tegas Puan.
“Konstituen kami menuntut PBB untuk berkontribusi dalam menyelesaikan kenaikan harga pangan dan energi, dan bahkan meningkatkan kualitas pendidikan,” ucapnya.
Puan menyebut, permasalahan-permasalahan internasional di antaranya adalah pemanasan global telah memberikan dampak negatif terhadap masyarakat dunia.
Ia mendorong parlemen setiap negara dunia untuk lebih banyak aktif menjadi bagian dari solusi sebab pemerintah saja tidak cukup untuk menyelesaikan tantangan global yang kompleks saat ini.
“Parlemen harus berkontribusi untuk membangun kepercayaan yang diperlukan untuk mereformasi tata kelola global. Parlemen juga harus menegaskan kembali komitmen terhadap hukum internasional dan piagam PBB sebagai prinsip panduan hubungan antar negara,” papar Puan.
Pada tataran tersebut, Puan menyatakan diplomasi parlemen dapat memainkan peran yang lebih penting dalam membawa kepentingan rakyat ke kancah global.
Diplomasi parlemen juga dinilai harus dapat bekerja lebih erat dengan pemerintah.
Puan menyebut, hal ini penting dilakukan dalam rangka membangun kepercayaan strategis guna mengatasi polarisasi antar negara.
“Diplomasi parlemen harus berkontribusi untuk menciptakan perdamaian, dengan menolak penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan perselisihan,” urai politikus PDI-P itu.
Di hari terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) forum parlemen negara-negara G20 itu, Puan juga menyinggung soal Israel yang mengabaikan seruan dunia dan hukum internasional untuk menghentikan serangan ke Gaza, Palestina.
Padahal, eskalasi peperangan di wilayah Palestina tersebut sudah banyak warga sipil yang jatuh menjadi korban.
"Inilah yang kita lihat di Gaza di mana seruan komunitas internasional untuk mengakhiri perang diabaikan oleh Israel,” lanjut dia.