Hadiri Pertemuan APEC, Menlu RI Soroti Akses Internet yang Tak Merata di Asia-Pasifik
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menyoroti bahwa masih terdapat miliaran orang yang belum mendapatkan akses internet di kawasan Asia-Pasifik, meskipun kawasan ini merupakan pusat ekonomi digital terkemuka di dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan Sugiono dalam pertemuan Tingkat Menteri dari Ekonomi APEC (AMM) yang berlangsung di Lima, Peru.
"Asia-Pasifik, meskipun menjadi pusat ekonomi digital terkemuka dunia, masih dihadapkan pada tantangan besar. Lebih dari 1,7 miliar orang tidak memiliki akses internet, sementara hampir 70 persen pekerja di negara ekonomi menengah dan rendah tidak memiliki keterampilan digital dasar. Ini adalah peluang sekaligus tanggung jawab bagi kita untuk bertindak,” ujar Sugiono dalam keterangan tertulis pada Jumat (15/11/2024).
Sugiono menjelaskan, Indonesia memandang pembangunan infrastruktur digital yang merata sebagai langkah mendasar.
Program seperti Digital Village Initiative yang dilaksanakan di Indonesia menunjukkan pentingnya akses teknologi bagi masyarakat pedesaan dan kelompok rentan.
Menurut Menlu Sugiono, infrastruktur ini harus diimbangi dengan pelatihan keterampilan yang memungkinkan setiap individu memanfaatkan peluang dalam ekonomi digital.
Dalam konteks transformasi ekonomi, Indonesia juga terus mendorong inisiatif yang mendukung transisi dari sektor informal ke formal, yang mencakup memperluas akses pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil, pelatihan kewirausahaan, dan jaminan sosial bagi pekerja di sektor informal.
Sugiono juga menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam ekonomi digital.
Ia menyatakan bahwa kesenjangan gender harus segera diatasi untuk memastikan perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam sektor digital.
Kebijakan responsif gender yang telah diterapkan Indonesia mencakup akses perangkat digital yang terjangkau, pelatihan keterampilan, dan strategi inklusif lainnya
"Asia-Pasifik memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin utama dalam ekonomi digital dunia. Untuk mencapainya, kita harus memastikan bahwa transformasi digital ini inklusif, tidak ada yang tertinggal, dan semua pihak dapat berkontribusi," pungkasnya.