Harga Emas Naik Sentuh Level US$2.672 Jelang Rilis Data Tenaga Kerja AS
Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas naik menyentuh level tertinggi dalam empat minggu pada penutupan perdagangan Rabu (8/1/2025), setelah laporan ketenagakerjaan swasta yang lebih lemah dari perkiraan memberikan sedikit gambaran bahwa mungkin The Fed akan mengurangi kehati-hatiannya dalam menurunkan suku bunga tahun ini.
Mengutip Reuters, Kamis (9/1/2025), harga emas di pasar spot ditutup naik 0,3% ke level US$2.657,38 per ounce dan mencapai level tertinggi sejak 13 Desember 2024. Sementara emas berjangka ditutup 0,3% lebih tinggi ke posisi US$2.672,40.
"Data penggajian swasta yang lebih lemah berkontribusi terhadap pergerakan emas, karena pada akhirnya, angka lapangan kerja yang lebih lemah menyiratkan bahwa perekonomian lebih lemah dari perkiraan banyak orang," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP menunjukkan Perekonomian AS menambahkan 122.000 pekerjaan di sektor swasta pada bulan Desember, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 140.000.
Laporan terpisah Departemen Tenaga Kerja menunjukkan klaim pengangguran mencapai 201.000 pada minggu sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan 218.000.
“Faktor yang lebih besar adalah nonfarm payrolls AS yang dirilis pada hari Jumat (10/1), pasar memperkirakan perubahan sebesar 163.000, angka yang jauh di atas itu akan berdampak negatif bagi emas,” kata Melek.
Para pedagang gelisah menjelang hari penting AS seperti data tenaga kerja yang dirilis pada Jumat besok, dan momen pelantikan Donald Trump pada 20 Januari mendatang.
Risalah rapat Federal Reserve pada pertemuan 17-18 bulan Desember lalu mengungkapkan para pejabat memperkirakan inflasi akan mereda tahun ini namun mengakui risiko tekanan harga yang membandel, terutama ketika mereka menilai potensi dampak kebijakan Trump.
Tarif yang diusulkan Trump dapat memicu kemarahan para pelaku pasar di AS. Inflasi, mempersulit kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga dan berpotensi membebani harga emas.
Namun, Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan inflasi akan terus turun pada tahun 2025 dan memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut, meskipun dengan kecepatan yang tidak pasti.
Emas batangan dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, namun suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Seiring dengan menguatnya harga emas, perak spot juga terpantau menguat 0,1% menjadi US$30,03 per ounce, harga platinum juga naik 0,2% menjadi US$952,76, sementara harga paladium turun 0,1% menjadi US$925,05.