Harga Telur Tembus Rp 32.000 Per Kg, Pemkot Semarang Bantah ada Kenaikan
SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah membantah adanya kenaikan harga telur jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025.
Kabid Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Siti Arkunah mengatakan, mayoritas pasar tradisional masih menjual telur Rp 29.500 perkilogram.
"Harga acuan pemerintah Rp 30.000 per kilogram," kata Siti saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Senin (16/12/2024).
Menurut dia, Badan Pangan Nasional sudah membuat acuan harga telur. Berdasarkan harga acuan tersebut, harga telur di Kota Semarang masih di bawah Rp 30.000 perkilogram.
"Kalau harga masih di bawah harga acuan bearti tidak naik," ucap dia.
Sampai saat ini, Kota Semarang mempunyai 52 pasar tradisional. Untuk itu, harga di sejumlah pasar bisa saja berbeda-beda.
"Cukup (stok untuk Nataru)," ujar Siti.
Sebelumnya, pedagang di Pasar Mijen mengeluh karena harga telur yang merangkak naik. Yang awalnya Rp 26.000 perkilogram naik menjadi Rp 32.000 perkilogram.
Penjual telur di Pasar Mijen Semarang, Nariyah mengatakan, sebelumnya harga telur ayam berkisar Rp 26.000 perkilogram.
"Naik Rp 6.000 sekarang," kata Nariyah saat ditemui di lokasi.
Selain harganya naik, stok harga telur juga menepis jelang Perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini.
"Stok menipis (telur). Ini jelang tahun baru," ucap dia.
Naiknya harga telur tersebut membuat sejumlah pelanggan mengeluh. Menurut dia, harga kebutuhan pokok sering naik saat menjelang hari besar seperti Nataru.
"Kemungkinan komoditas lain juga akan naik," ujar Nariyah.
Hal yang sama juga dikatakan Suprio, pedagang telur ayam lain di Pasar Mijen Semarang. Harga telur saat ini tembus Rp 31.000 hingga Rp 32.000 perkilogram.
"Efeknya omset pasti berkurang, pembeli jadi jarang," ujar dia.
Dia berharap agar harga telur dapat kembali seperti semula. Menurut dia, naiknya harga telur berdampak ke penjualnya.
"Semoga bisa turun lagi harganya," kata Suprio.