Hari Ini, Pemimpin Arab Berkumpul Bahas Perang, Hasilnya Dikirim ke Donald Trump
RIYADH, KOMPAS.com - Para pemimpin Arab dan Muslim pada Senin (11/11/2024) hari ini berkumpul di Arab Saudi untuk membahas perang di Gaza dan Lebanon.
Hasil dari pertemuan itu akan dikirimkan kepada presiden terpilih AS Donald Trump agar jadi perhatiannya saat menjabat lagi sebagai Presiden AS.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengumumkan rencana untuk pertemuan puncak tersebut pada akhir Oktober di Riyadh, tentang sebuah aliansi internasional baru untuk mendesak pembentukan negara Palestina.
Pertemuan ini diadakan satu tahun setelah pertemuan serupa di Riyadh antara Liga Arab yang berpusat di Kairo dan Organisasi Kerja Sama Islam yang berpusat di Jeddah.
Diketahui, para pemimpin dari negara-negara Muslim mengecam tindakan pasukan Israel di Gaza yang menewaskan warga sipil.
"Ketika Donald Trump kembali terpilih pada Pilpres AS 2024, Trump akan menjadi perhatian para pemimpin," kara Anna Jacobs, analis senior Teluk untuk lembaga pemikir International Crisis Group, dikutip dari AFP.
Menurutnya, pertemuan puncak ini merupakan kesempatan bagi para pemimpin regional untuk memberi isyarat kepada pemerintahan Trump yang akan datang tentang apa yang mereka inginkan dalam hal keterlibatan AS.
"Pesan yang disampaikan kemungkinan berupa dialog, de-eskalasi, dan seruan untuk menghentikan operasi militer Israel di wilayah tersebut," terang dia.
Perang di Gaza meletus dengan diawali serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang mengakibatkan 1.206 kematian, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.
Namun, Israel langsung membalasnya dengan serangakaian serangan yang telah menewaskan lebih dari 43.600 orang di Gaza.
Jumlah itu juga sebagian besar warga sipil, menurut data dari kementerian kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas yang dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sementara itu, kelompok bersenjata Hizbullah yang bermarkas di Lebanon mulai menembaki Israel setelah serangan 7 Oktober itu.
Pertukaran lintas batas yang rutin terjadi meningkat pada akhir September 2024 ketika Israel mengintensifkan serangan udara dan mengirim pasukan darat ke Lebanon selatan.
Meskipun ada kritik atas dampak operasi militer Israel terhadap warga sipil Gaza, Presiden AS Joe Biden yang akan lengser memastikan bahwa Washington tetap menjadi pendukung militer terpenting Israel selama lebih dari setahun perang.