Hari Pertama Makan Bergizi Gratis di SMPN 1 Nunukan, 24 Pelajar Alergi Lauk Tertentu

Hari Pertama Makan Bergizi Gratis di SMPN 1 Nunukan, 24 Pelajar Alergi Lauk Tertentu

NUNUKAN, KOMPAS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nunukan, Kalimantan Utara akhirnya mulai meluas ke wilayah perkotaan.

Sebelumnya, MBG hanya menyasar 2.556 anak di 6 sekolah SD hingga SMA di Nunukan Selatan.

Pekan ini, MBG menjangkau 3.340 siswa PAUD hingga SMA, di Kabupaten Kota Nunukan.

"Tanggapan saya sebagai Kepala Sekolah SMPN I Nunukan, cukup senang setelah melihat anak anak ceria dan lahap makannya," ujar Kepsek SMPN 1 Nunukan, Rustiningsih, ditemui, Senin (13/1/2025).

Di SMPN 1 Nunukan, makanan diantar pada jam istirahat kedua, pukul 11.30 wita.

Ada 840 pelajar yang menjadi sasaran MBG, dan penyedia menu, adalah pengusaha Katering An Nisa, Jalan Sei Bilal, Nunukan, di bawah Yayasan Aisiyah.

Rustiningsih mengatakan, SMPN I Nunukan sebenarnya memiliki program makan bergizi bersama, yang dilakukan setiap Jumat.

Ini juga menjadi salah satu cara pihak sekolah, memperbaiki gizi anak, khususnya mereka yang jarang sarapan.

"Kita setiap Jumat mengadakan makan bersama, menunya dibawa masing masing dari rumah. Nanti akan saling bertukar lauk, dan itu menjadi salah satu metode menjalin keakraban dan interaksi intens antara guru dan pelajar," kata dia.

Dengan program tersebut, guru-guru SMPN 1 Nunukan sudah mengetahui jenis makanan kesukaan anak didiknya.

"Dan sebelum ada distribusi menu MBG ke SMPN 1 Nunukan, kami sudah mengirimkan data bahwa ada 24 anak didik kami yang alergi lauk tertentu," jelasnya.

24 anak tersebut, ada yang mengalami alergi telur, ikan kayu (tongkol), udang, dan cumi-cumi.

"Catatan itu sudah kami berikan ke pihak penyedia (SPPG), agar ketika nanti lauknya telur, atau udang, umpamanya, agar ada lauk lain untuk 24 anak kami," harapnya.

Catatan tersebut, kata Rustiningsih, perlu menjadi perhatian pihak penyedia, karena tentu semua pihak tidak ingin ada protes dari orang tua anak, ketika mengalami alergi.

"Jangan sampai program yang baru berjalan dan diharap membantu anak generasi bangsa untuk bisa konsentrasi belajar, justru menuai masalah akibat adanya anak yang alergi makanan," jelasnya.

Sekolah juga sudah meminta para pelajar untuk membawa minuman dan sendok dari rumah masing-masing.

Para pelajar juga terlihat gembira dengan MBG.

Saat Rustiningsih berkeliling dan memantau setiap ruang kelas, sering ia mendengar anak didiknya mengaku kurang kenyang.

"Dimaklumi saja, mereka masa pertumbuhan dan dengan takaran segitu, untuk yang badannya subur, merasa kurang kenyang. Mereka masih cari jajan di kantin setelah makan," katanya berseloroh.

Rustiningsih juga mengapresiasi pihak penyedia, karena menu yang disajikan disukai anak anak.

Menu ayam kecap, dengan tumis kacang panjang, wortel dan tahu, ditambah pisang,  habis disantap anak anak.

"Cukup lumayan ya menunya, semoga menu seperti ini bisa konsisten kedepannya," harapnya.

Sumber