Hasil Laboratorium: Kematian Perawat RSUD Deiyai Bukan karena Keracunan
JAYAPURA, KOMPAS.com - Hasil pemeriksaan makanan dan minuman yang dilakukan oleh Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura menyimpulkan bahwa kematian pasien Norlince Pekei (37) yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Provinsi Papua Tengah, Kamis (2/1/2025), bukan disebabkan keracunan makanan.
Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis penyakit dalam RSUD Nabire, dr Ummul, dalam keterangan pers yang disampaikan bersama Kapolres Nabire Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Samuel Tatiratu, dan jajaran Polres Nabire, Kamis (16/1/2025).
“Dari hasil pengujian makanan, hasil uji laboratorium, maka tidak ditemukan mikroba patogen yang diduga sebagai sumber atau penyebab pangan yang dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan,” ujarnya.
Menurut Ummul, Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura melakukan pemeriksaan terhadap sampel air sebanyak tiga botol dan sampel makanan sebanyak tiga jenis, yakni nasi campur, sambal, dan kue.
“Kesimpulan yang saya tarik setelah menerima anamnesa dari dokter IGD, anamnesa pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan uji laboratorium, maka penyebab kematian pasien tidak ada hubungan dengan keracunan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, pasien datang ke IGD dalam kondisi sesak napas berat dengan saturasi yang diukur 35 persen.
“Kami simpulkan penyebab kematian pasien adalah gagal napas,” ujar Ummul.
Sementara itu, Kapolres Nabire AKBP Samuel Tatiratu menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang dokter yang melakukan pemeriksaan terhadap korban Norlince Pekei saat ditangani di RSUD Nabire.
“Kami juga memeriksa tujuh orang yang menjual makanan di Pasar Pagi Wonorejo, tempat di mana korban membeli makanan,” katanya.
Tak hanya itu, Samuel menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan dengan mengirim sampel makanan ke Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura, dan hasilnya telah diketahui dan disampaikan oleh dokter penyakit dalam RSUD Nabire.
“Kami menerima dan mengamankan hasil visum luar korban dari RSUD Nabire dan salinan resume medis dari RSUD Paniai pada tanggal 11 Juli 2024,” ucapnya.
Dia menyatakan bahwa ada satu hal yang menjadi kendala untuk dilakukan penyelidikan, yakni pihak keluarga menolak untuk dilakukan otopsi terhadap korban, sehingga tidak dilakukan otopsi bagian dalam tubuh korban.
“Untuk penolakan otopsi oleh keluarga korban sudah kami buatkan berita acara penolakan otopsi. Kami hanya melakukan uji sampel pada makanan yang dimakan korban,” ujar Samuel.
Diberitakan sebelumnya, pihak keluarga korban mendesak pihak Kepolisian Resor (Polres) Nabire untuk segera mengumumkan hasil uji laboratorium terkait kematian korban.
Korban Norlince merupakan suster perawat yang bekerja di RSUD Deiyai, Provinsi Papua Tengah.
Dia diduga meninggal akibat keracunan makanan dari lauk yang dibeli di Pasar Pagi, Kelurahan Bumi Wonorejo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, Kamis (2/1/2025).
Setelah kembali dari pasar, korban menyantap nasi goreng dan ikan yang baru saja dibeli.
“Setelah makan, istri saya mengeluh sakit di bagian ulu hati, lalu mencret hingga tak sadarkan diri,” ungkap suami korban, Ferry Pakage, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (12/2/2025).
Tak lama kemudian, sang istri mengembuskan napas terakhir dengan busa yang keluar dari mulut dan meninggal di RSUD Nabire.