Hasil Survei Pilkada Jakarta LSI dan Poltracking Berbeda, Pengamat: Semoga Tidak Ada yang Berbohong
JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, berharap tidak ada lembaga jajak pendapat yang berbohong atau menyabotase hasil survei Pilkada Jakarta 2024.
Harapan ini disampaikan setelah muncul perbedaan signifikan antara hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Poltracking pada rentang waktu 10-17 Oktober 2024.
“Saya berharap tidak ada satu lembaga pun yang berbohong,” kata Yunarto, yang akrab disapa Toto, dalam program "Obrolan Newsroom" Kompas.com, Senin (28/10/2024).
Toto mengharapkan perbedaan hasil kedua lembaga tersebut disebabkan oleh kesalahan input atau metodologi yang tidak sesuai.
“(Semoga) sekedar misalnya kesalahan sampling error atau metodologi yang tidak disengaja, walaupun apakah pernah ada (yang berbohong)? Banyak,” ungkapnya.
Toto, yang pernah menjabat sebagai Sekjen Persepi, menekankan bahwa konsekuensi terburuk dari masalah ini bisa berujung pada pemecatan lembaga yang terbukti berbohong.
“(Persepi) pernah memecat tiga lembaga dari Persepi karena terbukti berbohong, (jadi) bukan sekedar kesalahan metodologi. Tapi semoga tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Mengenai hasil survei, Toto menilai bahwa hasil LSI lebih mudah dicerna karena sesuai dengan tren dari hasil survei lembaga lain sepanjang bulan September 2024.
Ia mencatat bahwa pasangan calon (paslon) Pramono Anung-Rano Karno terus mengikis selisih elektabilitas mereka dengan paslon Ridwan Kamil-Suswono hingga 11 persen di akhir September 2024.
“Trennya memang RK-Suswono turun dan Pram-Doel naik, itu variabel kuantitatifnya,” tutur Toto.
Namun, Toto menekankan bahwa Poltracking perlu memiliki landasan yang jelas untuk menjelaskan situasi yang menyebabkan tren RK-Suswono kembali naik.
“Saya tidak tahu penjelasan dari teman-teman Poltracking, apakah ada situasi yang mengubah hingga RK-Suswono naik kembali,” jelasnya.
Sebagai informasi, hasil jajak pendapat LSI yang dirilis Rabu (23/10/2024) menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul dengan elektabilitas sebesar 41,6 persen, sementara pasangan Ridwan Kamil-Suswono mencatatkan tingkat keterpilihan sebesar 37,4 persen.
Pasangan nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, mencatat elektabilitas stagnan sebesar 6,6 persen. Survei LSI melibatkan 1.200 responden warga Jakarta berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Sementara itu, hasil survei Poltracking yang dirilis Kamis (24/10/2024) menunjukkan pasangan Pramono-Rano berada di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 36,4 persen, di mana Ridwan Kamil-Suswono memimpin dengan 51,6 persen.
Paslon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, tercatat dengan elektabilitas 3,9 persen. Survei Poltracking ini melibatkan 2.000 responden dan dilaksanakan pada 10-16 Oktober 2024.