Haul Ke-15 Gus Dur, Yenny Wahid Singgung Fenomena No Viral, No Justice
JAKARTA, KOMPAS.com - Zannuba Ariffah Chafsoh, atau yang lebih dikenal dengan nama Yenny Wahid, mengkritik lemahnya perlindungan kepada masyarakat ekonomi kelas bawah.
Menurut putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid ini, banyak kasus yang seharusnya menjadi perhatian negara, justru harus diramaikan oleh masyarakat terlebih dahulu agar mendapatkan perhatian.
"Kasus-kasus yang terjadi pada masyarakat di mana seharusnya negara justru hadir melakukan pembelaan, yang terjadi justru masyarakatnya harus bangkit. Ini menjadi fenomena ’no viral, no justice’; kalau tidak viral, tidak ada keadilan untuk orang yang menjadi korban," ungkap Yenny dalam Haul ke-15 Gus Dur di Ciganjur, Sabtu (21/12/2024).
Peristiwa ketidakadilan ini adalah masalah serius yang harus segera diperbaiki. Sebab, setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari negara serta layanan publik yang terbaik.
"Ini kan sesuatu yang harus kita koreksi. Bagaimanapun, kita semua orang-orang Indonesia taat membayar pajak, taat pada aturan. Kita semua berhak mendapatkan perlindungan dari negara, kita semua berhak mendapatkan pelayanan masyarakat yang terbaik," imbuh dia.
Yenny juga menyoroti ketidakmampuan negara dalam merespons pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di masyarakat, baik itu dalam bentuk intimidasi maupun pelanggaran lainnya.
Banyak peristiwa yang memaksa masyarakat turun tangan untuk menuntut keadilan ketika negara terlihat gagap dalam menyikapi situasi tersebut.
Ia mengapresiasi mekanisme kontrol masyarakat yang tetap aktif dalam mengkritisi ketidakadilan yang terjadi di sekitar mereka.
"Bagi saya, ini harus kita syukuri karena ada mekanisme kontrol masyarakat yang artinya masyarakat harus bergerak dan memang harus terus mengkritisi ketika ada ketidakadilan di sekeliling kita," kata dia.
Haul ke-15 Gus Dur digelar dengan tema "Menajamkan Nurani, Membela yang Lemah".
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh lintas agama, tokoh politik, hingga pejabat negara.
Pantauan Kompas.com, pejabat yang hadir adalah Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Fauzi dan wakilnya, Verinica Tan, serta Ketua KPU RI Afufuddin.
Hadir juga Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno.
Tokoh politik yang turut hadir antara lain Mahfud MD, Eks Menteri Agama Lukman Hakim, dan beberapa tokoh agama seperti perwakilan dari PGI, KWI, dan para sesepuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.