Hizbullah: Gencatan Gaza Tunjukkan Kegigihan Perlawanan terhadap Israel
Pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengucapkan selamat kepada Palestina atas tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Qassem menyebut kesepakatan itu membuktikan "kegigihan perlawanan" terhadap Israel.
Ini menjadi komentar pertama Hizbullah sejak Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza pada Rabu (15/1) waktu setempat. Baik Hizbullah maupun Hamas sama-sama didukung oleh Iran, musuh abadi Israel.
"Kesepakatan ini, yang tidak berubah dari apa yang diusulkan pada Mei 2024, membuktikan kegigihan kelompok-kelompok perlawanan, yang mendapatkan apa yang mereka inginkan sementara Israel tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata Qassem seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (18/1/2025).
Kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang dimediasi Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) itu, akan berlangsung mulai Minggu (19/1) waktu setempat, selama enam minggu dan dalam tiga tahap.
Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk sandera wanita (mencakup tentara dan warga sipil), sandera anak-anak, dan sandera laki-laki berusia 50 tahun ke atas.
Sementara Israel akan membebaskan semua tahanan perempuan dan anak-anak Palestina, berusia di bawah 19 tahun, yang selama ini ditahan di penjara-penjara Israel pada akhir tahap pertama.
Jumlah tahanan Palestina yang dibebaskan Israel akan bergantung pada jumlah sandera yang dibebaskan Hamas dari Jalur Gaza. Diperkirakan jumlahnya mencapai antara 990 tahanan hingga 1.650 tahanan Palestina, termasuk pria, wanita dan anak-anak.
Tahap kedua akan melibatkan pembebasan para sandera tersisa, yang akan dirundingkan kembali nanti.
Simak Video Menteri Israel yang Setuju Gencatan Senjata Ini Keputusan Sulit
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Sebelum gencatan senjata terwujud di Jalur Gaza, Hizbullah pada November lalu telah menyetujui gencatan senjata dengan Israel dalam konflik di Lebanon yang terjadi paralel dengan perang Gaza.
Dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS dan Prancis itu, pasukan Israel diharuskan menarik diri dari wilayah Lebanon bagian selatan dalam waktu 60 hari, sedangkan Hizbullah harus memindahkan semua petempur dan persenjataan dari wilayah yang sama.
Namun sejak gencatan senjata itu diberlakukan November lalu, kedua pihak telah saling menuduh adanya pelanggaran.
"Jangan menguji kesabaran kami dan saya menyerukan kepada negara Lebanon untuk menangani dengan tegas pelanggaran yang jumlahnya telah melebihi 100 ini," ucap Qassem dalam pidatonya.
Simak Video Menteri Israel yang Setuju Gencatan Senjata Ini Keputusan Sulit
[Gambas Video 20detik]