HNW Bicara Pentingnya Bekali Generasi Muda dengan Akhlak dan Agama
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyambut baik upaya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengadakan dialog interaktif. Menurutnya, dialog tersebut bisa mendorong anak muda untuk menjadi generasi emas 2045 yang memiliki akhlak dan beragama.
"Menyambut baik rencana IMM Jakarta Pusat menggelar dialog intelektual, leadership, entrepreneurship, State Civil Apparatus (ASN) and Politic. Karena sudah semestinya mahasiswa mengembangkan kreativitas dan mempersiapkan diri menghadapi generasi emas bonus demografi tahun 2045," kata HNW dalam keterangan, Rabu (15/1/2025).
Hal itu diungkapkannya saat menerima kunjungan Delegasi Pimpinan Cabang IMM Jakarta Pusat periode 2024-2025 di Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Pertemuan itu juga untuk menyampaikan undangan kepada HNW agar hadir dan meresmikan dialog intelektual, leadership, entrepreneurship, State Civil Apparatus (ASN) and Politic di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah.Menurutnya, mempersiapkan generasi emas tahun 2045 tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. Terlebih, baru saja ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengingatkan bahwa Indonesia menghadapi darurat filisida. Filisida merupakan situasi kedaruratan karena banyaknya jumlah orang tua yang tega membunuh anaknya sendiri.
"Bagaimana kita membayangkan generasi emas kalau anak-anak merasa cemas, bahkan terhadap orang tua sendiri yang semestinya memberikan rasa aman kepada anak-anaknya. Terbaru ada anak yang dibunuh oleh kedua orangtuanya, yang harusnya membimbing malah membunuh. Ini harus ada jalan keluarnya, bukan hanya kehadiran negara tapi juga diri sendiri," ungkapnya.
Dia mengatakan dalam agama Islam setiap manusia harus berkontribusi menghindarkan diri dan keluarganya dari jilatan api neraka, sesuai perintah Allah yang berbunyi ‘ku anfusakum wa ahlikum naro (At Tahrim ayat 6)’.
"Padahal, saat ini negara kita masih memegang Pancasila dengan penduduknya yang memeluk agama masing-masing. Tetapi, berbagai kedaruratan datang silih berganti. Sebelumnya kita mengalami kedaruratan kekerasan seksual, darurat judi online, darurat narkoba, darurat kekerasan anak kepada orangtua dan seterusnya," ujar HNW.
HNW mengatakan sudah saatnya IMM melanjutkan sikap kejuangan KH. Ahmad Dahlan melaksanakan Gerakan tajdid (pembaharuan). Minimal Tajdid kewajiban seorang anak menghormati orang tua dan orang tua menyayangi anaknya. Kalau tidak ada rasa menghormati orang tua dan menyayangi anak-anak, niscaya generasi muda akan selalu merasa cemas tidak bisa menjadi generasi emas.
Menurutnya, pentingnya kembali kepada akhlakul karimah. Bukan sekedar etika apalagi hanya intelektualis. Kalau hanya intelektual, maka pembunuhan pun bisa dicarikan dalil pembenarannya. Tetapi kalau akhlak, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terhubung dengan Allah.
"Etika masih bisa diperdebatkan karena memiliki sifat subyektifitas. Sedangkan akhlak, sifat dan batasannya lebih konkrit dan ada nilai ibadahnya. Karena itu sudah waktunya generasi muda kembali berpegangan pada akhlak dan agama, tidak cukup hanya etika apalagi intelektual saja. Ini jadi pilar penting menyelamatkan generasi Z, Alpha bahkan Beta dari bonus demografi negatif, agar tampillah generasi muda yang berkualitas menyongsong Indonesia Emas 2045," tutup HNW.