Ibas Sebut SBY dan Prabowo Terus Diskusi soal Danantara
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) mengatakan, Presiden Prabowo Subianto kerap berdiskusi dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Ia menyebutkan, pertemuan Prabowo dan SBY pada Senin (4/11/2024) lalu juga membahas soal pembentukan Danantara.
“Perihal terkait dengan kemarin diskusinya itu kan terkait dengan subholding Danantara ya, diskusinya masih kerap terus berlangsung,” kata Ibas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Menurut Ibas, pemerintah perlu mengajak semua pihak untuk duduk bersama terkait pembentukan Danantara.
Wakil Ketua MPR ini juga menilai pembentukan Danantara harus sesuai aturan yang berlaku.
“Tentu tujuannya sama, kita ingin investasi atau peningkatan aset dari BUMN-BUMN itu terkelola dengan sangat rapi, justru malah membuat menjadi lebih cepat berkembang, bertumbuh, dan pada akhirnya juga dapat dirasakan oleh Indonesia dan rakyat,” ujar dia.
Ibas merespons positif soal Prabowo yang bersilatuhrami dan bertukar pikiran dengan SBY.
Putra bungsu SBY ini berpandangan pengalaman kedua tokoh tersebut bisa membuat negara menjadi lebih stabil dan maju.
“Sehingga konsep apapun yang akan dilakukan kerjasamanya, apakah dari tukar gagasan ide, apakah perlibatan mengenai dukungan satu program, acara, ataupun menjadi isu-isu tertentu, kita harus memberikan support dan dukungannya,” kata Ibas.
Prabowo dijadwalkan segera meresmikan BPI Danantara setelah menyelesaikan kunjungan luar negerinya.
Muliaman Darmansyah Hadad, yang telah ditunjuk sebagai Kepala BP Investasi Danantara, menyebutkan bahwa badan ini akan menangani investasi pemerintah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Tujuan akhirnya adalah menciptakan pengelolaan investasi yang lebih efisien dan terpadu, dengan mencontoh model pengelolaan investasi seperti Temasek di Singapura.
Ia menyebut bahwa BP Investasi Danantara akan bersifat lebih besar dan mencakup cakupan yang lebih luas dibandingkan Indonesia Investment Authority (INA), yang saat ini bertindak sebagai sovereign wealth fund Indonesia.
Badan ini akan mengkonsolidasikan Indonesia Investment Authority (INA) dan 7 badan usaha milik negara (BUMN). Adapun 7 BUMN yang telah tergabung dalam Danantara sebagai tahap awal ialah Bank Mandiri, Bank BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID.
Dengan demikian, nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) BP Investasi Danantara yang berasal dari INA dan 7 BUMN sekitar 600 miliar dollar AS. Sehingga pada tahap awal, Danantara akan mengelola aset sebesar 600 miliar dollar AS (kurs Rp 15.840) atau setara Rp 9.504 triliun.