IHSG Ditutup Melemah, Saham BUMI, TLKM, hingga PANI Ambrol ke Zona Merah
Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.308,67 pada perdagangan Rabu (13/11/2024). Saham BUMI, TLKM, hingga PANI turun ke zona merah sore ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sebanyak 305 saham menguat, 316 saham melemah, dan 324 saham stagnan. Sebanyak 36,58 miliar saham diperdagangkan hari ini, dengan nilai transaksi sebesar Rp11,39 triliun.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.304-7.370. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp12.320 triliun.
Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi salah satu saham yang melemah, dengan turun 5,75% ke level Rp164 per saham hari ini. Selain BUMI, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) turun 0,77% ke level Rp2.580 per saham.
Selain itu, saham milik Aguan PANI juga tercatat melemah 4,08% ke level Rp15.850 per saham. Selain PANI, saham AMRT juga melemah 6,35% ke level Rp2.950 per saham.
Saham-saham CPO juga tercatat ambrol sore ini, dengan saham LSIP turun 7,34% ke level Rp1.200, TLDN turun 1,83% ke level Rp535, TAPG turun 5,32% ke level Rp890, hingga saham DSNG melemah 17,88% ke level Rp1.125 per saham.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan pelaku pasar hari ini menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS). Data tersebut akan menjadi ukuran kebijakan The Fed terkait pemangkasan suku bunga acuannya.
Pasar juga menantikan arah kebijakan The Fed selanjutnya di saat kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden AS yang diprediksi mendorong kenaikan harga. Pada akhirnya, hal ini memberikan dampak kemungkinan inflasi, sehingga akan berpengaruh pada ruang The Fed dalam melakukan pemangkasan suku bunga acuannya.
Sementara itu, dari dalam negeri lembaga pemeringkat kredit internasional Moody’s Ratings memperkirakan arus perdagangan dan investasi yang masuk ke kawasan ASEAN dan India akan deras setelah terpilihnya Trump.
Hal ini memberikan sinyal ada pendekatan yang berbeda antara AS dengan kawasan ASEAN dan India. Hal ini memberikan dampak positif bagi Indonesia di saat perang dagang AS dan Tiongkok yang semakin memanas, sehingga para investor akan berinvestasi pada negara yang aman untuk melakukan kerja sama perdagangannya.