Imbauan Kewaspadaan di Balik Viralnya Curug Kaputren Purworejo
PURWOREJO, KOMPAS.com - Curug Kaputren, sebuah air terjun yang terletak di Desa Kaligintung, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menjadi viral di media sosial berkat keindahan pemandangannya yang estetik.
Pengunjung dapat menikmati pengalaman berendam di atas curug dengan latar belakang perbukitan hijau dari ketinggian.
Jarak Curug Kaputren dari pusat Kecamatan Pituruh sekitar 6 kilometer.
Setelah viral, lokasi ini ramai dikunjungi wisatawan.
Namun, kondisi tebing yang curam di sekitar curug memerlukan kehati-hatian yang tinggi.
Kurangnya fasilitas pengaman di lokasi membuat Pemerintah Desa Kaligintung merasa perlu untuk mengimbau para pengunjung agar lebih waspada.
Sekretaris Desa Kaligintung, Paidin, mengingatkan pengunjung untuk berhati-hati saat berada di lokasi.
"Kami mengimbau para pengunjung agar selalu waspada. Lokasi curug ini cukup berbahaya karena medannya curam dan jauh dari pemukiman. Untuk saat ini, fasilitas pengaman seperti pagar tebing juga belum tersedia," ujar Paidin pada Senin (20/1/2025).
Setelah viral, Curug Kaputren menjadi destinasi wisata yang banyak diminati, terutama setelah diunggah di media sosial oleh akun @nggar_lang.
Sebelumnya, curug ini hanya dikenal sebagai air terjun biasa oleh masyarakat setempat.
Postingan tersebut berhasil menarik perhatian banyak pengguna dan mendatangkan banyak pengunjung.
Usai viral, pemerintah desa memasang papan imbauan serta larangan untuk meningkatkan kesadaran pengunjung terkait risiko yang ada, mengingat Curug Kaputren saat ini belum memiliki penjaga resmi.
"Pemerintah Desa Kaligintung berharap para pengunjung mematuhi aturan yang telah dibuat demi keselamatan bersama. Selain itu, wisatawan diharapkan menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan," imbuh Paidin.
Ke depan, pemerintah desa berencana untuk mengembangkan fasilitas di lokasi ini agar pengalaman berwisata menjadi lebih baik.
Paidin menambahkan bahwa curug ini identik dengan pancuran atau air terjun, namun sering kali kering saat musim kemarau.
"Melalui pihak desa, sebelumnya pernah ada survei dari dinas terkait potensi curug ini, yang mana setiap kemarau curug ini kering. Kami berharap dapat bantuan agar air terus mengalir, dengan mengambil air sejauh 6 km untuk memastikan keberlangsungan aliran air," papar dia.
"Kami juga pernah mendapat bantuan dari dinas pariwisata pada tahun 2013 untuk membuka akses ini. Mohon doa dan kerja sama dari berbagai pihak agar potensi curug ini bisa dikelola dengan baik," ujarnya menambahkan.