Indodana Ungkap Persaingan Bisnis Paylater kala Pemain Kian Semarak
Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah perusahaan pembiayaan atau multifinance yang menyediakan produk Buy Now Pay Later (BNPL) atau paylater bertambah menjadi tujuh perusahaan.
Salah satu multifinane penyedia produk paylater, PT Indodana Multi Finance menyoroti bagaimana persaingan bisnis akan berjalan ke depan usai pemain paylater multifinance bertambah.
Direktur PT Indodana Multi Finance Iwan Dewanto menjelaskan persaingan bisnis ekosistem BNPL saat ini tidak hanya dari perusahaan pembiayaan penyedia layanan BNPL, tetapi juga dari bank konvensional dan bank digital yang semakin marak, sehingga menciptakan pasar yang kompetitif dan persaingan yang lebih sehat.
"Dengan adanya pasar yang kompetitif dan persaingan tentunya dapat mendorong terciptanya pertumbuhan industri BNPL yang lebih sehat dan lebih kokoh," kata Iwan kepada Bisnis, dikutip Rabu (25/12/2024).
Iwan bilang, walaupun persaingan bisnis layanan BNPL menjadi ketat, masing-masing perusahaan sudah memiliki strategi untuk meningkatkan pertumbuhan bisnisnya dengan tetap mengedepankan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan.
"Hal ini sejalan dengan pertumbuhan industri BNPL berdasarkan data OJK di mana industri BNPL perusahaan pembiayaan per Oktober 2024 tumbuh secara positif sebesar 63,89% yoy," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno Siahaan mengatakan saat ini perusahaan pembiayaan melihat adanya permintaan yang cukup besar di bisnis BNPL, sehingga wajar apabila jumlah perusahaan pembiayaan yang membuka layanan BNPL bertambah.
"Ya pastinya [ada demand]. Tapi kan mereka juga pasti akan sangat berhati-hati, siapa yang bisa diberikan. Apakah semua orang bisa diberikan, kan enggak," kata Suwandi.
Suwandi menjelaskan layanan pinjaman BNPL berbeda dengan pinjaman di fintech P2P lending. Pada layanan BNPL, kata dia, masyarakat diberikan kemudahan untuk mencicil barang yang ingin mereka beli.
Kemudahan tersebut yang membuat masyarakat semakin berminat pada layanan BNPL. Di sisi lain, hal tersebut menjadi peluang pasar bagi perusahaan pembiayaan.
Suwandi optimistis bisnis BNPL perusahaan pembiayaan memiliki prospek yang cukup bagus ke depan dengan adanya minat dari masyarakat serta kemudahan layanan BNPL yang ditawarkan.
"Ya pasti [prospek bagus] dong. Orang yang dikasih kesempatan untuk berutang yang tadinya misalnya dia harus beli nilainya Rp100.000, tapi bisa dibayar empat kali, Rp25.000 kali empat. Tadinya uang Rp100.000 dia hanya bisa dibeli satu produk, sekarang dia hanya bayar Rp25.000 doang. Dan Rp75.000-nya dia bisa beli yang lain kan," kata Suwandi.