Indonesia AID Dukung Peduli Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Indonesia AID Dukung  Peduli Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau dikenal sebagai Indonesian AID, melakukan kunjungan ke Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala pada Rabu, 6 November 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan dukungan bagi penyandang tunaganda netra, yang memiliki keterbatasan penglihatan dan hambatan fisik lainnya.

Dalam sambutannya, Direktur Utama LDKPI Tormarbulang Lumbantobing menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk kepedulian dan perhatian kepada masyarakat sekaligus termasuk dalam rangkaian 5 tahun berdirinya Indonesian AID.

"Kami berharap dukungan ini dapat memberikan manfaat bagi anak-anak di Rawinala dan mendukung kegiatan mereka untuk terus belajar dengan berbagai kemampuan khususnya," ujarnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/11/2024).

Yayasan Rawinala saat ini membina sekitar 59 anak asuh dengan rentang usia 0-20 termasuk beberapa dewasa, yang terdiri dari lima jenjang pendidikan, yaitu Pendidikan Dini, Dasar, Lanjut, SW, dan Perawatan. Rawinala berkomitmen memberikan kesempatan belajar bagi penyandang tunaganda netra tanpa memandang latar belakang agama dan sosial.

Adapun, salah satu pengawas yayasan, Budi Sukamto, turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan yang disampaikan.

"Dukungan dari LDKPI sangat berarti bagi kami untuk terus membantu pendidikan anak-anak yang memiliki keterbatasan ganda. Kami yakin, melalui dukungan ini, anak-anak bisa terus belajar dan berkembang dengan baik," ujarnya.

Selain itu, Yayasan Rawinala berupaya memfasilitasi anak-anak asuh yang meskipun beberapa sudah dewasa, dengan disabilitas ganda yang mereka miliki, tetap menunjukkan perilaku layaknya anak-anak. Keterbatasan yang mereka miliki merupakan masalah universal dan Rawinala membuka pintu bagi siapa saja yang membutuhkan tanpa diskriminasi. Dukungan dari Indonesian AID ini diharapkan dapat memberikan semangat dan motivasi bagi anak-anak asuh di Rawinala, agar mereka terus belajar dan merasa bahwa mereka tidak sendiri.

Sebagai informasi, Rawinala adalah yayasan yang didirikan pada tahun 1973 dengan misi menyediakan pendidikan bagi anak-anak penyandang tunaganda netra. Dalam bahasa jawa kuno, Rawinala berarti "cahaya hati" sebuah filosofi yang mengartikan bahwa meskipun tidak dapat melihat secara fisik, mereka masih dapat "melihat" dengan hati dan jiwa.

Sumber