Ingin Jadikan Lhokseumawe Small Dubai, Azhari Andalkan Dana dari Gas Laut Andaman
LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Calon wali kota Lhokseumawe nomor urut 1, Azhari, mengatakan, masalah drainase Kota Lhokseumawe harus kembali pada rencana induk kota.
Dia menyebutkan, selama 24 tahun usia Kota Lhokseumawe, belum memiliki blueprint.
Untuk itu, jika terpilih, dia akan membangun Lhokseumawe sebagai water front city, layaknya small Dubai.
“Karena membangun ekosistem, masalah drainase dan lainnya akan selesai dengan sendirinya. Kami bangun small Dubai city,” kata Azhari saat debat perdana Pilwakot Lhokseumawe, Sabtu (9/11/2024).
Azhari juga mengkritisi bangunan di Lhokseumawe yang membelakangi laut. Ke depan, semua bangunan wajib menghadap laut.
“Karena laut menjadi sumber inspirasi dan energi,” terangnya.
Sementara, calon wali kota nomor urut 2 Sayuti Abu Bakar menanyakan sumber dana untuk membangun small Dubai yang disampaikan Azhari.
“Uangnya dari mana?” kata Sayuti.
Hal senada juga ditanyakan calon wali kota nomor urut 3 Ismail, yang menanyakan bagaimana mungkin menyamakan Dubai sebagai negara dan Lhokseumawe sebagai kota.
Sedangkan calon wali kota Lhokseumawe nomor urut 4 Fathani, tidak bertanya, hanya menjelaskan programnya untuk mengatasi banjir dengan membersihkan sedimen dan sampah di waduk serta seluruh drainase.
Menjawab pertanyaan calon lain, Azhari mengatakan, sumber dana untuk membangun small Dubai di Lhokseumawe berasal dari temuan sumber gas baru di Laut Andaman.
“Proyek sumber gas baru itu Rp 6 triliun kubik, proyek jumbo gas itu bisa menghasilkan pendapatan asli daerah. Proyek itu senilai Rp 122 triliun menurut SKK Migas. Jika 10 persen saja tinggal di Lhokseumawe, itu angkanya sudah sangat besar,” kata Azhari.