Insinerator TPS Merdeka Tetap Beroperasi untuk Kurangi Timbulan Sampah

Insinerator TPS Merdeka Tetap Beroperasi untuk Kurangi Timbulan Sampah

DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahman, menegaskan bahwa pengoperasian mesin pembakar sampah (insinerator) di TPS Merdeka akan tetap dilanjutkan.

Langkah ini dilakukan untuk mengurangi volume timbulan sampah yang mencapai sekitar 12 ton per hari di lokasi tersebut.

“Karena kan di TPS Merdeka itu timbulan sampahnya satu hari kurang lebih 12 ton. Makanya dengan mesin ini harapannya selesai (pengelolaan sampah) di situ, enggak dibuang ke TPA Cipayung lagi,” kata Abdul Rahman di Kantor DLHK, Senin (23/12/2024).

Abdul Rahman berharap pengoperasian insinerator dapat menginspirasi warga Depok untuk lebih aktif dalam mengelola sampah sebelum sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Tapi kalau tidak dilakukan, tidak berani kita mengambil langkah, sampai kapanpun permasalahan sampah kita, ya masih hanya dalam angan-angan,” ujarnya.

Selain insinerator, DLHK juga terus mendorong pengurangan penggunaan plastik dan pemilahan sampah mulai dari tingkat kelurahan hingga kecamatan.

“Kita punya edaran, kemudian dari kelurahan, dari kecamatan menghimbau bagaimana budaya kita hemat sampah, melakukan pemilahan sampah,” jelasnya.

Abdul Rahman menambahkan bahwa saat ini tingkat pengelolaan sampah baru mencapai 22 persen dan menargetkan peningkatan hingga 30 persen.

“Nah ini baru sekitar 22 persen, terus kita harus tingkatkan sampai 30 persen dan ini butuh keterlibatan masyarakat,” sambungnya.

Sementara itu, aksi penolakan terhadap insinerator dilakukan oleh warga RW 06 Abadijaya, Sukmajaya, Depok, di depan lokasi mesin berada, Jalan Merdeka. Warga menolak insinerator karena khawatir terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh asap pembakaran sampah.

“Bersama teman-teman dari Walhi Jakarta kami menyampaikan turut berduka cita karena penolakan kita (terhadap insinerator) ditolak, mesin itu tetap dioperasionalkan,” ujar perwakilan Walhi Jakarta, Syahroni Fadhil.

Warga Abadijaya meminta agar pemerintah mencari solusi lain dalam pengelolaan sampah tanpa mengorbankan kesehatan warga sekitar.

Sumber