Interpol: Bandara Ngurah Rai Gerbang Favorit Buron Internasional Masuk RI
National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia mengungkap beberapa pintu favorit para buron internasional masuk ke negara Indonesia. Beberapa pintu favorit tersebut tersebar di wilayah Bali hingga Batam.
"Kita di NCB Interpol selalu update, melakukan pendataan pintu-pintu Imigrasi mana yang kita kategorisasikan pintu-pintu yang rutin digunakan oleh para pelaku kejahatan. Kita setiap tahun selalu melakukan analisis," kata Kabagjatinter NCB Interpol Indonesia Kombes Ricky Purnama dalam jumpa pers di kantor Ditjen Imigrasi, Jakarta Selatan, Kamis (5/12/2024).
Ricky menjelaskan, dari tahun ke tahun, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, selalu menjadi pintu favorit para buron tersebut masuk ke RI. Selain itu, ada beberapa wilayah lainnya, mulai Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga Pelabuhan Internasional Batam Center.
"Kita setiap tahun selalu melakukan analisis. Tahun lalu masih didominasi oleh Bali, Denpasar. Tahun ini sampai Desember masih didominasi Denpasar," kata dia.
"Jadi yang selalu digunakan oleh para pelaku kejahatan di Indonesia itu lima besar, di antaranya Denpasar, Batam, Cengkareng (CGK), Medan, dan Surabaya," imbuhnya.
Ricky mengatakan pihaknya bersama stakeholder terkait selalu melakukan evaluasi menyoal permasalahan yang ada. Petugas terus berupaya melakukan pemantauan di pintu-pintu masuk tersebut untuk mencegah para buron masuk ke Indonesia.
"Kami melakukan semacam proses evaluasi pendataan untuk melakukan asesmen terhadap pendekatan-pendekatan apa yang perlu kita lakukan untuk mempererat kinerja kita dengan kementerian dan lembaga lain, khususnya Imigrasi, untuk lebih meningkatkan pemantauan di pintu-pintu yang kita asesmen, bahwa itu masih merupakan pintu yang dominan digunakan oleh para pelaku kejahatan terorganisir internasional," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian (Dirwasdakim) Yuldi Yusman mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan lembaga terkait untuk melakukan pemantauan. Dengan berbekal data red notice dari Interpol, pengecekan secara detil dan jeli akan terus dilakukan.
"Dengan data-data yang kami miliki tersebut, akan kita lakukan pengecekan secara detail, dengan jeli. Karena tanpa adanya informasi yang masuk, kita juga tidak bisa memilah yang mana yang masuk dalam red notice atau DPO internasional, mana yang bukan," jelasnya.
Dalam beberapa kasus, kata Yuldi, para buron internasional tersebut memanipulasi data diri sehingga tidak terdeteksi. Namun pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Interpol untuk melakukan pengecekan demi mencegah para buron tersebut masuk ke Indonesia.
"Terkadang, mereka masuk ke kita dengan menggunakan data yang tidak terekam kita, bahwa yang bersangkutan ini adalah seorang DPO atau pelaku kriminal. Sehingga begitu kita cek, seolah dia tidak ada catatan apa-apa. Untuk kita bisa lebih meningkatkan kehati-hatian kita di garda terdepan tersebut, kami sering melakukan koordinasi dengan Interpol Indonesia, dalam hal ini dari Mabes Polri," imbuhnya.