Investasi Perdana PepsiCo Tetap Berjalan saat UMP dan Cukai MBDK Naik Tahun Depan
Bisnis.com, JAKARTA - PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages atau PepsiCo Indonesia akan kembali mengedarkan produk-produk makanan ringan seperti Lays, Cheetos, dan Doritos yang perdana diproduksi di Indonesia pada awal 2025. Naiknya upah minimum tak menghalangi ekspansi perusahaan.
Director of Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia, Gabrielle Angriani Johny mengatakan pihaknya melihat potensi pasar makanan dan minuman yang besar di Indonesia. Untuk itu, PepsiCo kembali sebagai produsen dengan pabrik perdana nya yang dibangun senilai Rp3 triliun.
"Karena kita melihat opportunity nya itu bagus di Indonesia dan tujuan kita memproduksi produk-produk yang halal untuk kita suatu saat kita ekspor, Indonesia bisa jadi export hub gitu," kata Gabby dalam agenda PepsiCo Year-End Media Gathering, Rabu (11/12/2024).
Dia menjelaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar potensial secara regional, posisinya serupa dengan Thailand maupun Vietnam. Namun, jika dilihat dari investasi, PepsiCo telah masuk ke kedua negara tersebut puluhan tahun lebih dulu.
Sementara, di Indonesia, PepsiCo awalnya menjalankan bisnis patungan bersama PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Namun setelah 30 tahun bermitra, usaha patungan tersebut berakhir. Kini, PepsiCo optimistis dapat kembali meramaikan pangsa pasar makanan ringan kemasan di Tanah Air.
"Kita cukup optimistis terhadap Indonesia, apalagi pemerintah juga punya target 8% ya kita melihatnya Indonesia masih merupakan market yang potensial buat PepsiCo, kalau nggak kita gak akan berani investasi besar US$200 juta," tuturnya.
Di sisi lain, Gabby menanggapi bahwa pihaknya tak menampik terdapat kerisauan sebagai investor baru terhadap sejumlah kebijakan atau regulasi yang mulai akan diterapkan pemerintah tahun depan, seperti upah minimum, serta cukai untuk makanan dan minuman kemasan yang mengandung gula, garam, dan lemak, termasuk cukai MBDK.
Terkait cukai MBDK, Gabby tak menampik kebijakan tersebut yang menjadi salah satu kekhawatiran PepsiCo untuk memproduksi minuman soda populernya, Pepsi.
"Terus terang kalau terkait cukai MBDK itu memang menurut saya bisa menghambat inovasi dari sisi industri dan itu membuat investor banyak yang harus dipikirkan, jadi dari sisi investor harus banyak dipikirkan kalau sampai cukai MBDK itu jadi diterapkan,"
Dalam hal ini, PepsiCo pun berharap pemerintah dapat mengkaji ulang kebijakan tersebut agar tidak membatasi inovasi dan investasi di sektor makanan dan minuman.
Kendati demikian, Gabby menegaskan bahwa perusahaan memiliki perhatian khusus terhadap kesehatan konsumen, salah satunya dilakukan dengan tidak mempromosikan produk kepada konsumen di bawah umur 13 tahun.
"Kita juga mem-promote soal konsumsi yang bertanggung jawab ya, semua juga harus di edukasi, yang namanya konsumsi harus bertanggung jawab jangan minumannya itu terlalu banyak dan setelah kita lihat itu sebenarnya kan sumber mamin manis itu kan bukan serta merta dari minuman yang dalam kemsaan aja," jelasnya.
Lebih lanjut, terkait dengan upah minimum provinsi (UMP) 2025 yang ditetapkan meningkat 6,5% pada tahun depan, Gabby menuturkan bahwa perusahaan akan menyesuaikan dan taat pada aturan yang diberlakukan.
"Kita akan comply, memang tipe company nya itu sangat comply dengan regulasi, jadi peraturan bilang berapa ya kami akan semampu kami berusaha untuk comply, ada concern, tapi tidak menghambat," pungkasnya.
Adapun, untuk produksi perdana pabrik PepsiCo di Cikarang pada awal tahun depan diproyeksikan menyerap ratusan tenaga kerja langsung. Serapan tenaga kerja tidak mencapai ribuan lantaran tipe pabrik yang dibangun merupakan smart manufacturing dengan penggunaan mesin yang lebih efisien.