Investor Asing Masih Outflow, IHSG Ditutup Merosot ke Zona Merah

Investor Asing Masih Outflow, IHSG Ditutup Merosot ke Zona Merah

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,39% atau 100,90 poin ke level 7.157,73 pada perdagangan hari ini, Selasa (17/12/2024), dengan salah satu sentimen yang datang dari outflow investor asing. Saham RAJA, UNTR, dan saham BIRD melemah pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sebanyak 171 saham menguat, 460 saham melemah, dan 315 saham stagnan sore ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 7.132-7.263. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat turun menjadi Rp12.373 triliun.

Saham afiliasi Happy Hapsoro, PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) menjadi salah satu saham yang melemah signifikan sore ini. Saham RAJA mengalami pelemahan hingga 6,64% ke level Rp2.670 per saham. 

Selain saham RAJA, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga melemah sore ini dengan turun 6,33% ke level Rp26.250 per saham. Selain itu, saham PT Blue Bird Tbk. (BIRD) juga melemah sore ini ke level Rp1.590 per saham.

Saham lain yang juga terjun ke zona merah sore ini adalah saham JPFA melemah 5,56% ke level Rp1.840 per saham, saham MAIN turun 5,49% ke level Rp775, saham AMRT melemah 4,04% ke level Rp2.850 per saham, dan saham ADRO melemah 3,46% ke level Rp2.510 per saham.

Di sisi lain, sejumlah saham seperti BRPT milik Prajogo Pangestu ditutup menguat sore ini, dengan naik 0,57% ke level Rp885 per saham. Begitu pula dengan saham emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yang akan melakukan merger, naik 0,57% ke level Rp2.280 per saham sore ini. 

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan outflow investor asing masih menjadi sentimen bagi pergerakan IHSG. Pilarmas Sekuritas mencermati berdasarkan data perdagangan Senin (16/12/2024), net sell asing di pasar regular sebesar Rp578,62 miliar, yang juga ditambah dengan tekanan nilai rupiah yang melemah terhadap dolar AS.  

Sementara itu, pasar dihadapkan oleh kebijakan pemerintah pada awal 2025, dengan pemerintah yang akan memberlakukan tarif PPN sebesar 12%. Pilarmas Sekuritas menuturkan kenaikan tarif PPN tersebut akan berdampak pada daya beli masyarakat sehingga akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dalam negeri. 

Di sisi lain, kenaikan PPN tersebut akan memberikan dampak pada pelaku usaha dengan adanya kenaikan biaya produksi. Alhasil, hal ini kan menyebabkan kenaikan biaya produksi dan biaya konsumsi sehingga akan melemahkan daya beli masyarakat. 

Sumber