IPO Asuransi Digital Bersama Bidik Dana hingga Rp45,33 Miliar
Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penawaran umum perdana saham atau IPO berlanjut pada akhir tahun ini. Dari sektor finansial, PT Asuransi Digital Bersama Tbk. membidik dana segar hingga Rp45,33 miliar dari IPO.
Berdasarkan data yang diakses melalui situs e-ipo.co.id, Asuransi Digital Bersama menerbitkan sebanyak-banyaknya 412.087.500 saham atau 12,3% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh setelah initial public offering (IPO).
Dalam IPO, Asuransi Digital Bersama mematok harga penawaran sekitar Rp100—Rp110 per saham.
“Jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak- banyaknya sebesar Rp45.329.625.000,” tulis manajemen dalam prospektus ringkas, Senin (9/12/2024).
Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Asuransi Digital Bersama untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan perseroan.
Lebih terperinci, sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan brand awareness Asuransi Digital Bersama.
Selain itu, sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi yang mencakup data center, web hosting, dan system security. Asuransi Digital Bersama juga mengalokasikan dana untuk pengembangan sumber daya manusia, termasuk biaya perekrutan karyawan baru untuk information technology, teknis, dan operasional.
Sebelum IPO, komposisi pemegang saham Asuransi Digital Bersama a.l. diisi oleh Adi Wibowo Adisaputro sebesar 48,09%, Djajus Adisaputro 31,01%, Dapen BPD Jateng 10,43%, Dapen BPD DKI 2,87%, Dapen Bank BJB 2,65%, dan Dapen Pegawai BPD Jatim 2,6%.
Hingga 30 Juni 2024, Asuransi Digital Bersama mengantongi total aset Rp262,05 miliar. Adapun, pendapatan underwriting Asuransi Digital Bersama tercatat Rp142,2 miliar pada semester I/2024 dengan laba tahun berjalan Rp15,92 miliar per 30 Juni 2024.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan terdapat 24 calon emiten berada dalam daftar atau pipeline penawaran umum perdana saham atau IPO per 6 Desember 2024.
Sementara itu, BEI juga mencatat sebanyak 40 perusahaan yang melantai di BEI dengan dana dihimpun Rp10,19 triliun. Teranyar, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) melantai di BEI pada 5 Desember 2024 setelah merampungkan IPO senilai Rp4,31 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan perusahaan yang bergerak pada sektor consumer non-cyclicals menjadi perusahaan yang paling banyak berada dalam pipeline IPO, yakni sebanyak 7 calon emiten.
Sementara itu, 3 perusahaan dari sektor consumer cyclicals, 3 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan dari sektor basic materials, dan 2 perusahaan dari sektor finansial. Selanjutnya, pipeline IPO juga diisi oleh 2 perusahaan kesehatan, 2 perusahaan industri, 2 perusahaan properti dan real estat, serta 1 perusahaan transportasi dan logistik.
Masa Penawaran Awal 10-18 Desember 2024
Perkiraan Tanggal Efektif 20 Desember 2024
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham 24-30 Desember 2024
Perkiraan Tanggal Penjatahan 30 Desember 2024
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik 2 Januari 2024
Perkiraan Tanggal Pencatatan pada PT Bursa Efek Indonesia 3 Januari 2024