Isak Tangis Anak Bos Rental Mobil Kenang Rencana Haji Sang Ayah Sebelum Tewas di Tangan Prajurit TNI

Isak Tangis Anak Bos Rental Mobil Kenang Rencana Haji Sang Ayah Sebelum Tewas di Tangan Prajurit TNI

TANGERANG, KOMPAS.com - Ilyas Abdurrahman (48), korban penembakan di Rest Area KM 45 Tol Tangerang-Merak, sebelumnya telah berbicara dengan anaknya tentang rencananya untuk menunaikan ibadah haji.

Percakapan tersebut terjadi beberapa jam sebelum insiden tragis yang merenggut nyawanya.

Agam Muhammad (26), anak Ilyas, mengenang momen tersebut ketika ayahnya menghampirinya di ruang tamu.

“Sorenya, sebelum kejadian, Ayah dari kamar nyamperin saya yang lagi duduk di ruang tamu. Dia bilang, ‘Abang, Ayah mau pergi haji. Doain bisa tahun depan atau tahun depannya lagi,’” ungkap Agam saat ditemui di lokasi kejadian, Jumat (3/1/2025).

Ilyas, dengan kesadaran akan panjangnya proses antrean haji, juga meminta Agam untuk mempersiapkan keberangkatannya.

“Kan haji lama bisa sampai 20 tahun. Kamu persiapkan ya, Bang,” ujar Ilyas, seperti ditirukan Agam.

Agam pun memberikan dukungan kepada ayahnya.

“Saya bilang, ‘Iya, Ayah. Nanti Agam persiapkan. Kalau gitu, Ayah duluan aja yang berangkat, Agam mah nanti,’” kenang Agam sambil menahan air mata.

Namun, rencana mulia tersebut harus terhenti akibat insiden penembakan yang terjadi hanya beberapa jam setelah percakapan itu.

Dalam momen penuh kepedihan, Agam menceritakan detik-detik saat ayahnya terluka akibat tembakan di dada.

Meski dalam kondisi lemah, Ilyas masih sempat menenangkan anaknya.

“Ayah bilang, ‘Ayah enggak apa-apa,’ sambil memegang luka tembak di dadanya. Ayah itu orang yang kuat, enggak pernah minta tolong,” kenang Agam dengan penuh emosi.

Setelah insiden tersebut, Ilyas dilarikan ke RSUD Balaraja bersama Ramli, anggota tim rental yang juga terkena tembakan.

Namun, sayangnya, nyawa Ilyas tidak dapat diselamatkan.

Bagi Agam, sosok ayahnya adalah kepala keluarga yang tegar dan pekerja keras.

Kehilangan ini terasa sangat menyakitkan karena kedekatan yang mereka miliki.

“Saya sangat dekat sekali dengan ayah saya. Apa-apa selalu sama Ayah. Teman ngobrol saya, teman bisnis saya, semuanya bareng Ayah,” kata dia.

Kini, impian Ilyas untuk pergi haji hanya menjadi kenangan yang menyakitkan.

Agam berharap agar almarhum ayahnya mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.

“Selagi Ayah masih ada, saya enggak pernah terpikir akan kehilangan beliau. Tapi sekarang, semuanya sudah berlalu. Ini sangat menyakitkan untuk saya,” tutup Agam dengan suara bergetar.

Sumber