Israel Hancurkan Bangunan di Yerusalem Timur, Palestina Khawatir
Otoritas Israel menghancurkan bangunan-bangunan yang ada di wilayah Yerusalem Timur yang dianeksasi oleh Tel Aviv. Bangunan yang dihancurkan itu terletak di dekat sejumlah tempat suci paling penting di kota tersebut.
Langkah Israel itu menuai kekhawatiran warga Palestina, para aktivis dan pemerintahan asing, terutama Prancis.
Salah satu yang dihancurkan oleh Tel Aviv, seperti dilansir AFP, Jumat (15/11/2024), adalah sebuah pusat kebudayaan dan dan area kemah untuk aksi protes warga setempat di area Silwan. Para personel Kepolisian Israel dilaporkan melakukan aktivitas penghancuran di area tersebut pada Rabu (13/11) waktu setempat.
"Mereka berusaha untuk menghancurkan kami," ucap salah satu warga Silwan, Fakhri Abu Diab, dalam pernyataannya.
Bangunan yang dihancurkan itu terletak di area Al-Bustan di Silvan, dekat Kota Tua di Yerusalem, yang menjadi lokasi bagi banyak situs keagamaan, dan di mana aktivitas para pemukim Israel meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
"Dari sinilah pesan-pesan kepada masyarakat kami dan kepada dunia terpancar," ujar Abu Diab, yang rumahnya bersama rumah beberapa orang lainnya telah dihancurkan dalam aktivitas penghancuran oleh Israel pekan lalu.
Dia menyebut Israel "ingin memenggal kepala" dari gerakan anti-permukiman Yahudi di Yerusalem Timur, yang diduduki Tel Aviv sejak tahun 1967 silam dan dianeksasi dalam tindakan yang tidak diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kelompok anti-permukiman Yahudi, Ir Amim, menyebut "area ini selama bertahun-tahun berada di bawah tekanan negara dan pemukim (Yahudi) karena aset-aset bersejarah di dalamnya dan jaraknya yang dekat dengan Haram al-Sharif/Temple Mount dan Kota Tua" – keduanya disucikan oleh umat Muslim dan Yahudi.
Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Damaskus Suriah, 15 orang Tewas’
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Otoritas Israel telah menetapkan sebagian wilayah Silwan sebagai zona "dilindungi" di mana mereka berencana membangun taman wisata di area beberapa situs keagamaan Yahudi.
Otoritas kota Yahudi telah mengutip keputusan pengadilan yang memerintahkan penghancuran bangunan di Al-Bustan yang dianggap melanggar aturan zonasi. Namun, menurut Ir Amim, penghancuran itu bertujuan untuk menghubungkan pemukim Yahudi di area Palestina di Yerusalem Timur dengan wilayah barat yang mayoritas penduduknya Yahudi.
Dan sejak perang antara Israel dan Hamas berkecamuk di Jalur Gaza setahun lalu, yang menurut Ir Amim telah memicu ketegangan di luar kawasan itu, aktivitas "penghancuran rumah di Yerusalem Timur telah mencapai level yang tidak tertandingi".
Kekhawatiran terhadap langkah Israel itu juga disampaikan oleh Prancis, yang sejak tahun 2019 telah memberikan bantuan "lebih dari setengah juta Euro" kepada pusat kebudayaan di Yerusalem Timur yang dihancurkan.
Konsulat Prancis di Yerusalem, dalam pernyataannya, menyebut Paris "marah" dengan penghancuran oleh Israel tersebut.
Para diplomat yang mewakili beberapa negara, sebagian besar negara Eropa, telah mengunjungi Al-Bustan dalam beberapa bulan terakhir untuk memperkuat kekhawatiran warga setempat atas meningkatnya jumlah penghancuran oleh Tel Aviv.
Salah satu diplomat asing, yang tidak disebut namanya, mengatakan bahwa "lokasi itu sangat penting secara strategis untuk permukiman" di Yerusalem Timur. Menurut diplomat itu, penghancuran tetap dilakukan meskipun "kami melakukan segala yang kami bisa" untuk meyakinkan otoritas Israel sebaliknya.
Palestina memandang Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan mereka, sedangkan Israel menganggap seluruh kota itu sebagai ibu kota yang "bersatu dan tak terpisahkan". Lebih dari 360.000 warga Palestina tinggal di Yerusalem, bersama dengan sekitar 230.000 warga Israel.
Lihat Video ‘Rudal Israel Hantam Damaskus Suriah, 15 orang Tewas’
[Gambas Video 20detik]