Israel Resmi Beri Tahu PBB untuk Putus Hubungan dengan UNRWA

Israel Resmi Beri Tahu PBB untuk Putus Hubungan dengan UNRWA

TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel secara resmi telah memberi tahu PBB terkait keputusan untuk memutuskan hubungan dengan United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA).

Hal itu dikatakan Israel melalui Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/11/2024).

"Atas instruksi Menteri Luar Negeri Israel Katz, kementerian luar negeri memberi tahu PBB tentang pembatalan perjanjian antara Negara Israel dan UNRWA," bunyi pernyataan tersebut.

Menurut Israel Katz, UNRWA atau organisasi yang mendukung pengungsi Palestina tersebut anggotanya ada yang mendukung serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang lalu.

"UNRWA, organisasi yang karyawannya berpartisipasi dalam pembantaian 7 Oktober dan banyak dari karyawannya adalah anggota Hamas, jadi bagian dari masalah di Jalur Gaza dan bukan bagian dari solusi," tutur Katz, dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Parlemen Israel bulan lalu menyetujui proposal untuk menutup operasi UNRWA di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki, meskipun ada kecaman dari masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat.

Padahal, UNRWA telah menyediakan bantuan penting dan pendampingan di seluruh wilayah Palestina serta bagi para pengungsi Palestina di tempat lain selama lebih dari tujuh dekade.

Karena itu, larangan itu akan menjadi pukulan bagi kerja kemanusiaan di Gaza jika diterapkan, menurut para ahli.

Namun, Katz menepis argumen tersebut, dengan mengatakan hanya sebagian bantuan yang dikirim ke Gaza oleh UNRWA.

"Bahkan sekarang, sebagian besar bantuan kemanusiaan ke Gaza dikirim melalui organisasi lain, dan hanya 13 persen di antaranya yang dikirim melalui UNRWA," tutur Katz.

"Negara Israel berkomitmen pada hukum internasional dan akan terus memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dengan cara yang tidak membahayakan keamanan warga Israel," jelas dia.

Pada Januari, Israel menuduh belasan karyawan UNRWA di Gaza terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, yang memicu perang paling mematikan di wilayah tersebut.

Serangkaian penyelidikan menemukan beberapa masalah terkait netralitas di UNRWA, dan menetapkan bahwa sembilan karyawan "mungkin terlibat" dalam serangan 7 Oktober, tetapi tidak menemukan bukti untuk tuduhan utama Israel.

Namun, UNRWA dan lembaga kemanusiaan lainnya menuduh otoritas Israel membatasi aliran bantuan ke Gaza, tempat hampir semua 2,4 juta penduduk wilayah tersebut telah mengungsi.

Sumber