Israel Serang RS Kamal Adwan di Gaza, Rusak Bantuan Penting yang Baru Dikirim dan Lukai Tenaga Medis, WHO Mengecam
GAZA, KOMPAS.com - WHO mengutuk serangan Israel terhadap RS Kamal Adwan di Gaza utara yang menyebabkan sejumlah orang terluka dan merusak persediaan bantuan yang baru saja dikirim.
“WHO mengutuk serangan pagi ini di Rumah Sakit Kamal Adwan,” kata Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, di X pada Kamis (31/10/2024).
Tedros mengutarakan, serangan tersebut menyebabkan luka-luka pada beberapa anggota staf RS, dan menghantam ruang penyimpanan yang berisi persediaan WHO yang menyelamatkan jiwa yang dibawa melalui misi rumit, serta stasiun desalinasi dan tangki air di atas Rumah Sakit.
“Rumah sakit hampir tidak berfungsi sejak serangan terakhir. Serangan terakhir menempatkan nyawa pasien dalam risiko besar," jelasnya, sebagaimana dilansir AFP.
Ia menuturkan, situasi kesehatan di Gaza utara secara umum sangat memprihatinkan.
"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk melindungi rumah sakit dan sepenuhnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional," jelas Tedros.
Badan kemanusiaan PBB, OCHA, mengatakan lantai tiga RS Kamal Adwan di Gaza utara terkena serangan, yang mengakibatkan hilangnya pasokan yang baru saja dikirim lima hari lalu.
Israel melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran di Gaza utara bulan ini, dengan alasan ingin menghentikan pasukan Hamas yang berkumpul kembali di sana.
Kamal Adwan padahak rumah sakit terakhir yang berfungsi di Gaza utara.
Sementara itu, badan amal medis Médecins Sans Frontières atau Doctors Without Borders (MSF) menyuarakan keprihatinan atas salah satu petugas medisnya yang ditahan oleh pasukan Israel di RS Kamal Adwan.
Mereka mengaku telah menerima konfirmasi bahwa Mohammed Obeid, salah satu ahli bedah ortopedi, telah ditahan oleh pasukan Israel pada Sabtu (25/10/2024) bersama dengan beberapa staf medis lainnya dari RS Kamal Adwan.
“Kami sangat terkejut dengan penahanan kolega kami. Dr Obeid telah bekerja tanpa lelah sejak awal perang, memberikan bantuannya sebagai dokter di beberapa rumah sakit di Gaza. Karyanya telah menyelamatkan banyak nyawa,” kata MSF dalam sebuah pernyataan.
Kontak terakhir dengan Obeid terjadi pada Jumat (26/10/2024), dan MSF telah meminta informasi mengenai status penahanannya, keberadaannya, serta kesehatan fisik dan mentalnya.
“Kami menyerukan keselamatan dan perlindungan rekan kami, dan untuk semua staf medis di Gaza yang bekerja di bawah kondisi yang tidak memungkinkan dan menghadapi kekerasan yang mengerikan ketika mereka mencoba memberikan perawatan,” ungkap MSF.