Jagung Manis Jadi Primadona Jelang Malam Tahun Baru 2025

Jagung Manis Jadi Primadona Jelang Malam Tahun Baru 2025

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com – Menjelang malam pergantian tahun, jagung manis menjadi salah satu primadona di kalangan masyarakat.

Para pedagang pun meningkatkan stok untuk memenuhi lonjakan permintaan yang lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa.

Abdul Dani (46), seorang pedagang jagung musiman, mengaku menyiapkan stok hingga dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

"Tahun lalu kita stok 85 kilogram, sekarang sekitar 150 kilogram. Soalnya ukuran jagung sekarang kecil-kecil, jadi lebih banyak stoknya," ungkap Dani, Selasa (31/12/2024).

Dani menjual jagung ukuran kecil dengan harga Rp 12.000 untuk tiga buah, karena dianggap lebih diminati.

"Penjualan lebih bagus yang kecil. Kalau besar, paling satu kilo cuma dua jagung," tambahnya.

Namun, dia juga mengakui risiko kerugian jika stok tidak habis setelah momen tahun baru.

"Kalau enggak habis ya kita konsumsi sendiri, soalnya momennya sudah lewat. Jadi harus jual habis di malam tahun baru," jelas Dani.

Yogi (29), pedagang grosir, mencatat kenaikan harga jagung akibat tingginya permintaan.

"Yang kecil biasanya Rp 3.000, sekarang jadi Rp 4.000. Yang besar biasanya Rp 4.000, sekarang sudah Rp 5.000," ungkapnya.

Untuk malam tahun baru, Yogi menyiapkan 35 karung jagung manis dengan berat masing-masing 80-100 kilogram, jauh lebih banyak dibandingkan hari biasa yang hanya dua karung.

"Jagung pasti dicari. Selain pembeli individu, banyak juga pedagang lain yang beli untuk dijual lagi," tambahnya.

Jagung yang dijual Yogi berasal dari Pasar Induk Kramatjati.

"Permintaan memang meningkat, khususnya untuk momen seperti ini," tuturnya.

Namun, tidak semua pedagang meningkatkan stok. Tikno (50), yang sudah berjualan jagung musiman sejak 1994, justru menurunkan stok tahun ini.

"Tahun lalu stok sampai 10 karung atau 500 kilogram, tapi banyak yang enggak habis. Tahun ini cuma stok 6 karung atau 300 kilogram, biar pas-pasan saja," ujar Tikno.

Tikno menjual jagung atas nama distributor, mendapatkan komisi Rp 200.000 hingga Rp 500.000.

"Kalau enggak habis, saya balikin ke bos," jelasnya.

Dia juga berharap cuaca mendukung agar pembeli ramai.

"Biasanya ramai dari sore sampai malam, tapi kalau hujan, pembeli malas keluar," ungkapnya.

Para pedagang sepakat bahwa cuaca memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan penjualan mereka.

Mereka berharap malam pergantian tahun kali ini cuaca cerah, sehingga pembeli tidak ragu untuk datang membeli jagung manis, simbol perayaan sederhana di malam pergantian tahun.

Sumber