Jalan Longsor Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Pasang Ban Bekas dan Potongan Kayu
PASURUAN, KOMPAS.com - Jalan penghubung antar-desa di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur longsor akibat tergerus aliran sungai.
Warga khawatir jika tidak segera dilakukan perbaikan, longsor semakin melebar.
Warga memberikan penanda khusus di titik jalan yang longsor guna menghindari jatuhnya korban.
Titik jalan yang longsor berada di Desa Tundosoro, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan.
Warga menandai titik lokasi longsor dengan sejumlah barang, mulai dari tumpukan ban bekas, potongan kayu, terpal, tali rafia dan lembaran plastik garis polisi.
"Biar pengendara motor yang lewat jalan sini lebih hati hati," kata warga, Abdul Rohim.
Lebar longsor hampir selebar jalan, sedangkan panjang longsor mencapai 6 meter.
Menurut Abdul Rohim, longsornya jalan tersebut disebabkan tergerusnya tanggul Sungai Tundosoro selama musim penghujan.
Puncaknya terjadi pada April 2024 lalu. Saat itu, hanya sebagian jalan yang longsor.
"Karena aliran sungai sangat deras, ambrolnya makin luas dan memanjang hingga dua pertiga jalan ambrol," ujar Abdul Rohim, Selasa (07/01/2025).
Akibat longsor yang makin meluas, akses jalan penghubung sejumlah desa di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kejayan dan Pasrepan terhambat.
Kendaraan roda empat yang menjadi andalan alat transportasi hasil pertanian tidak dapat melintas.
"Yang bisa melintas hanya motor, itupun harus ekstra hati-hati. Kalau pikap pengangkut jagung atau padi harus mutar sejauh hampir dua kilometer," katanya.
Upaya untuk memperbaiki jalan serta perbaikan tanggul sudah pernah disampaikan oleh Pemerintah Desa Tundosoro.
Namun, hingga sekarang, belum ada tindakan konkret dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
"Usulan perbaikan sudah disampaikan. Katanya disuruh menunggu," ujar Damanhuri, perangkat desa setempat.
Untuk keamanan bagi pengguna jalan, di titik lokasi jalan yang longsor ditandai dengan garis polisi, potongan kayu, dan ban bekas.