Jatim Kerap Defisit Air, Ini Solusi yang Disiapkan Risma-Gus Hans 

Jatim Kerap Defisit Air, Ini Solusi yang Disiapkan Risma-Gus Hans 

KOMPAS.com - Calon gubernur Jawa Timur (Jatim) nomor urut 3 Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) telah mempersiapkan solusi menyeluruh untuk infrastruktur dan lingkungan hidup di Jatim.

Hal tersebut disampaikan Risma dalam acara debat terakhir Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2024, Senin (18/11/2024),

Risma menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi masyarakat di pegunungan yang kerap kekurangan air bersih saat musim kemarau panjang.

Kondisi serupa dialami warga pesisir yang kesulitan mendapatkan air tawar saat air laut pasang.

Dia mengungkapkan, Jatim kini mengalami defisit air sebesar 39,6 persen, meski pada musim hujan terjadi surplus hingga 61 persen.  

Mantan Wali Kota Surabaya dua periode tersebut menegaskan, penyelesaian masalah tersebut tidak bisa ditunda lagi. 

“Kami tidak ingin lagi mendengar ada warga menangis karena kekeringan atau kesulitan air tawar,” ungkapnya dalam siaran pers. 

Oleh karenanya, Risma menyiapkan program revitalisasi waduk, bozem, dan sungai sebagai salah satu prioritas.

Selain itu, dia merancang pembangunan tanggul multifungsi di wilayah pesisir yang berfungsi sebagai pengendali banjir rob dan dapat menjadi jalan yang menghubungkan kawasan strategis.  

Risma menyebutkan, dengan perencanaan matang, pihaknya akan memastikan sumber daya air di Jatim terkelola dengan baik. 

“Langkah ini termasuk membangun fasilitas irigasi yang memadai untuk para petani sehingga mereka tidak lagi merugi saat musim kemarau,” katanya.

Pasangan Risma-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) juga menargetkan pengadaan akses internet berbasis satelit untuk wilayah blank spot agar komunikasi tetap terjaga, terutama dalam situasi darurat, seperti bencana alam.  

Banjir yang kerap melanda wilayah, seperti Pasuruan, Pacitan, Sampang, dan Sidoarjo turut menjadi perhatian utama Risma-Gus Hans.

Risma juga berencana membangun pintu air dan sistem pompa yang mampu membuang air hujan berlebih sekaligus mencegah masuknya air laut ke sungai. 

Langkah itu diyakini dapat mengurangi risiko banjir secara signifikan, baik di kawasan perkotaan maupun pedesaan.  

Sebagai solusi jangka panjang, Risma-Gus Hans berkomitmen untuk melakukan penghijauan di sepanjang pantai timur Jatim. 

Selain membantu mitigasi perubahan iklim, upaya tersebut diharapkan dapat mengatasi masalah defisit air yang kini semakin mengkhawatirkan. 

Debat Pilkada Jatim ke-3 kali ini bertema “Akselerasi Pembangunan Infrastruktur, Interkoneksitas Kewilayahan, dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup untuk Mewujudkan Jawa Timur sebagai Episentrum Ekonomi Kawasan Timur Indonesia".

Risma-Gus Hans turut memaparkan visi besar dan langkah nyata untuk membawa perubahan fundamental bagi Jatim.  

Risma mengatakan, dalam hal transportasi, pihaknya memberikan perhatian khusus pada peningkatan konektivitas antarwilayah. 

Paslon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Hanura itu merencanakan pembangunan akses jalan di berbagai daerah untuk mengurai kemacetan dan mempercepat waktu tempuh.

Salah satu proyek yang diusulkan adalah jalur Gresik-Tuban yang dirancang untuk memisahkan kendaraan barang dan pribadi.

Risma juga menyoroti pentingnya jalur Batu-Malang yang akan dioptimalkan agar tidak terjadi kemacetan parah serta akses dari Tulungagung ke Trenggalek yang diproyeksikan bisa memangkas waktu perjalanan hingga 45 menit.  

Selain itu, Risma juga berencana menyediakan transportasi publik yang memadai bagi masyarakat di pedesaan, termasuk fasilitas transportasi untuk anak-anak sekolah dan pedagang kecil.

"Hanya dengan Rp 9 miliar per tahun, kita bisa memberikan transportasi yang layak untuk desa-desa terpencil. Ini adalah investasi kecil dengan dampak besar bagi masyarakat,” jelasnya.  

Risma-Gus Hans juga menawarkan solusi untuk wilayah kepulauan, seperti Sumenep dan Gresik.

Solusi tersebut berupa kapal multifungsi yang dapat digunakan untuk mengangkut barang, penumpang, hingga memberikan layanan medis darurat.

Sumber