Jawa Tengah Hasilkan 6,3 Ton Sampah Setiap Tahun, Baru 61 Persen yang Dikelola
SEMARANG, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Tengah menghasilkan 6.338.109 ton sampah sepanjang 2023. Sebanyak 3,9 juta ton atau 61,73 persen di antaranya berhasil dikelola.
Pemprov Jateng menggandeng sejumlah pihak untuk penanganan sampah tersebut, dengan rincian pengurangan sampah sebanyak 1,3 juta ton atau 20,86 persen.
"Lalu penanganan sampah sebesar 2,5 juta ton atau 40,87 persen," ujar Profesor Sri Yunanto selaku Tenaga Ahli Pj Gubernur Jateng saat dikonfirmasi, Minggu (22/12/2024).
Dia memprediksi timbunan sampah akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk di Jateng. Diperkirakan pada 2045, timbunan sampah akan mencapai 6,9 juta ton.
"Dengan tren pertumbuhan selama lima tahun terakhir, diperkirakan sampai 2045 Jawa Tengah hanya mampu mengelola 89,37 persen yang dihasilkan," imbuh dia.
Upaya penanganan sampah itu dilakukan dengan berbagai cara. Seperti pengolahan sampah berbasis masyarakat, menyalurkan sampah elektronik ke pusat daur ulang, serta mengubah sampah menjadi refuse-derived fuel (RDF).
Lalu, ada program memilah sampah menabung emas oleh PT Pegadaian, hingga pemanfaatan ampas menjadi biomassa, pupuk organik, dan minyak atsiri.
"Perusahaan besar di Jawa Tengah sebaiknya juga punya CSR kepedulian terhadap masyarakat didorong gitu ya. Misalnya mal atau swalayan, itu kan produksi sampah plastiknya besar, artinya juga harus punya program yang mendukung ekonomi sirkular. Misalnya, tambah lagi pengelolaan sampah bekerja sama dengan masyarakat dan asosiasi atau pegiat lainnya yang juga banyak," tutur dia.
Lebih lanjut, dia juga mendorong kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah rumah tangga, mulai dari mengklasifikasikan sampah organik dan anorganik. Sehingga, beban TPA di setiap daerah dapat berkurang.
"Nah, kalau yang anorganik dilarikan langsung bekerja sama dengan industri yang menerima, seperti tadi asosiasi pengelola daur ulang plastik gitu ya," tandas dia.