Jejak Langkah PILHI: Menyasar Aktivitas Dugaan Tambang Ilegal di Bantaeng dan Bulukumba

Jejak Langkah PILHI: Menyasar Aktivitas Dugaan Tambang Ilegal di Bantaeng dan Bulukumba

Indolensa.com, Sul-sel| Di sudut-sudut hijau Sulawesi Selatan, di mana udara segar dan gemericik sungai seharusnya menjadi napas kehidupan, terdengar suara-suara mesin tambang yang menodai harmoni alam.

Namun, di tengah ancaman itu, hadir sekelompok penjaga lingkungan yang membawa harapan. LSM Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (PILHI) berdiri tegak, memikul tanggung jawab moral untuk menyelamatkan bumi Sulawesi Selatan dari cengkeraman tambang ilegal.Bacaan LainnyaGedung DPRD SBB Butuh Renovasi, Sebagian Fasilitas Rusak Parah5 Terduga Penambang Emas Ilegal Ditangkap Tim Gabungan di Nagan RayaPeringatan HUT ke-21, Hengky Kolly Momentum Untuk Mewujudkan Kabupaten SBB yang Maju dan Inovatif

Tekad Lembaga Swadaya Masyarakat Pusat Informasi Lingkungan Hidup Indonesia (LSM PILHI) dalam memerangi dugaan pertambangan tanpa izin (PETI) di Sulawesi Selatan kian menguat. Setelah melaporkan dugaan aktivitas PETI jenis galian C ke Polda Sulsel pada Desember 2024, kini PILHI menggandeng LSM lokal KKRB Bulukumba untuk memperluas investigasi mereka ke dua kabupaten, yakni Bantaeng dan Bulukumba

Aduan Warga Titik Pijak Perjuangan

Laporan masyarakat setempat menjadi lentera yang menuntun langkah PILHI. Direktur Eksekutif LSM PILHI, Syamsir Anchi, menegaskan bahwa kehadiran mereka adalah respons terhadap jeritan warga yang peduli terhadap tanah mereka. “Insyaa Allah, pekan depan kami agendakan ke sana bersama tim,” ujarnya saat diwawancarai di Makassar, Rabu (8/1).

Tak hanya berbekal laporan, PILHI juga telah mengendus beberapa titik yang diduga menjadi lokasi tambang ilegal. Syamsir menambahkan, misi mereka bukan hanya soal menemukan pelaku, tetapi juga menyusun data dan fakta yang akan menjadi senjata dalam mendorong penegakan hukum yang lebih efektif.

Lingkungan yang Terancam, Masa Depan yang Dipertaruhkan

Tambang ilegal tidak hanya menciptakan lubang-lubang menganga di permukaan bumi, tetapi juga melukai hati masyarakat yang bergantung pada alam. Dari tanah longsor hingga sungai yang tercemar, jejak tambang ilegal membawa kerusakan yang merambat jauh.

“Ini bukan soal melawan pelaku semata, tetapi juga menyelamatkan ekosistem dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya,” ujar Syamsir penuh keyakinan. PILHI pun mengajak masyarakat untuk berperan aktif, karena suara mereka adalah benteng pertama yang mampu melindungi lingkungan.

Harapan di Tengah Ketidakpastian

Apa langkah berikutnya? Apakah PILHI akan kembali mengajukan laporan ke pihak berwenang? Ataukah mereka akan menempuh jalur persuasif, meminta pelaku tambang menghentikan operasinya atau melengkapi izin yang diperlukan? Semua masih menjadi misteri yang akan terungkap setelah investigasi di lapangan selesai.

Namun satu hal yang pasti, PILHI tak akan berhenti di tengah jalan. Dengan transparansi sebagai prinsip utama, mereka berjanji untuk mengungkap hasil dari setiap langkah yang mereka tempuh. Bagi PILHI, perjuangan ini bukan soal popularitas, melainkan amanah untuk menjaga lingkungan tetap lestari bagi generasi mendatang.

Perjuangan yang Mengajak Kita Semua

Dalam kisah ini, PILHI tidak hanya menjadi pahlawan lingkungan, tetapi juga pelopor gerakan yang mengajak semua pihak untuk peduli. Apakah kita akan bergabung dalam perjuangan mereka, atau hanya menjadi saksi diam yang membiarkan kerusakan terus berlangsung?

Mari kita tunggu gebrakan mereka selanjutnya. Sebab, di tangan mereka yang peduli, harapan untuk bumi Sulawesi Selatan yang lestari masih menyala terang. (red)*

Sumber