Jelang Imlek, Pedagang Kue Keranjang di Semarang Mengeluh Masih Sepi Pembeli 

Jelang Imlek, Pedagang Kue Keranjang di Semarang Mengeluh Masih Sepi Pembeli 

SEMARANG, KOMPAS.com- Kue keranjang menjadi salah satu hidangan khas Imlek yang kerap diburu masyarakat China.

Sayangnya, dua minggu menjelang perayaan tahun baru lmlek 2576 Kongzili pada 29 Januari 2025 mendatang, pedagang kue keranjang di kawasan Pecinan Semarang, belum merasakan kenaikan penjualan.

Hal tersebut disampaikan oleh pemilik Toko Djikau yang terletak Jalan Gang Baru, Arnold (43).

Dirinya menyebut, permintaan kue keranjang biasanya mulai ramai pada hari-hari sebelum Imlek hingga menjelang perayaan Cap Go Meh.

"Belum ada peningkatan, ekonomi lagi sepi dimana-mana. Mungkin mulai minggu depan. Turunnya belum bisa memperkirakan, biasanya semakin dekat semakin ramai," ucap Arnold saat ditemui KOMPAS.com, Kamis (16/1/2025).

Lebih jelas Arnold mengatakan, saat ini tokonya sudah menjualkan beragam kue keranjang dari beragam ukuran dan warna. Mulai dari warna hijau, merah muda, coklat tua, hingga coklat muda.

"Ada yang perkilo, ada yang perbiji. Kalau sekarang sudah ada pesanan tapi belum banyak, kemarin kirim lebih dari 100 kilogram," tutur dia.

Di toko sederhananya itu, Arnold juga menjualkan berbagai macam kue khas Imlek lainnya. Seperti kue moho, wajik, lapis, hwatkue, kue mangkok, hingga wajik tumpeng.

Harga yang ditawarkan pun cukup beragam. Untuk kue keranjang mulai dari Rp 29.000-55.000, sedangkan kue-kue yang lain mulai harga Rp 10.000.

"Kalau kue keranjang kan tidak ada setiap waktu, cuma ada pas menjelang Imlek. Tapi sekarang lebih banyak permintaan ke penjual online, karena mungkin lebih murah," ucap Arnold.

Hal senada juga disampaikan oleh penjual kue keranjang lain di Pasar Gang Baru, Santi (55). Dirinya menyebut, pembeli kue keranjang di warungnya pun cukup sepi.

Menurut Santi, sepinya kondisi Pasar Gang Baru itu sangat dipengaruhi oleh kondisi perkonomian di Indonesia yang sedang tidak stabil.

"Tahun ini memang lain, cari uang lagi sulit. Dulu banyak yang beli terus dikasih ke orang, sekarang jarang," ucap Santi.

Dirinya menyebut, persaingan antara toko-toko baru di Semarang maupun online juga cukup berdampak pada hasil pendapatannya.

"Kalau dulu belinya banyak-banyak, ada yang 5 kilogram, 10 kilogram, sekarang pesananpun belum ada," ujar dia.

Kendati demikian, Santi pun berharap jika di tahun baru Imlek ini akan membawa banyak berkah dan rezeki. Supaya kondisi pasar dan perekonomian di Indonesia bangkit kembali.

"Kita berharap semoga Tuhan ngasih berkah yang banyak. Tetap berusaha dan berserah," pungkas Santi.

Sumber