Jelang Libur Natal, Harga Minyak Dunia Memanas
Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak dunia naik pada Selasa (24/12/2024) dalam perdagangan yang sepi menjelang liburan Hari Natal. Kenaikan harga didukung oleh data ekonomi AS dan meningkatnya permintaan minyak di India, importir minyak terbesar ketiga di dunia.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent berjangka naik 33 sen, atau 0,45%, menjadi US$72,95 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 0,42% artu 29 sen menjadi US$69,53 per barel.
Pesanan baru untuk barang modal utama buatan AS melonjak pada November 2024 di tengah permintaan yang kuat untuk mesin, sementara penjualan rumah baru juga meningkat sebagai tanda bahwa ekonomi AS berada pada posisi yang solid menjelang akhir tahun. Amerika Serikat adalah konsumen minyak terbesar di dunia.
Dalam jangka pendek, para pedagang mencari indikasi permintaan AS dari data stok minyak mentah dan bahan bakar yang akan dirilis oleh kelompok industri American Petroleum Institute pada Selasa (24/12/2024).
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata bahwa persediaan minyak mentah turun sekitar 2 juta barel dalam seminggu hingga 20 Desember sebagai tanda permintaan yang baik. Badan Informasi Energi akan merilis datanya pada hari Jumat.
Analis pasar IG, Tony Sycamore menuturkan bahwa minyak mentah WTI mengakhiri tiga sesi terakhir tepat di bawah level US$69,50 karena volatilitas merembes keluar dari pasar menjelang periode liburan.
"Karena itu, saya menduga kita tetap tertahan dalam kisaran sempit di kedua sisi US$69,50, mungkin sampai Wall Street dibuka kembali pada tanggal 27," katanya.
Sementara itu, impor minyak mentah oleh India, importir minyak terbesar ketiga di dunia, naik 2,6% tahun-ke-tahun menjadi 19,07 juta metrik ton pada bulan November, data pemerintah menunjukkan, didukung oleh permintaan yang kuat di tengah meningkatnya aktivitas ekonomi dan perjalanan.
Sementara itu, di Timur Tengah, upaya baru oleh mediator Mesir, Qatar dan AS untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hamas telah mendapatkan momentum bulan ini dan kesenjangan antara pihak-pihak menyempit, menurut pernyataan pejabat Israel dan Palestina, namun perbedaan penting belum terselesaikan.