Jelang Pilpres AS, Trump Tegaskan: Saya Bukan Nazi!

Jelang Pilpres AS, Trump Tegaskan: Saya Bukan Nazi!

Calon presiden (capres) dari partai Republik Amerika Serikat, Donald Trump mengatakan kepada para pendukungnya bahwa ia "bukan seorang Nazi." Hal ini disampaikan mantan presiden AS itu dalam kampanye di minggu terakhir menjelang pemilihan presiden AS yang akan berlangsung pada November mendatang, di mana ia akan bertarung melawan Wakil Presiden AS yang menjadi capres partai Demokrat, Kamala Harris.

"Kalimat terbaru dari Kamala dan kampanyenya adalah bahwa setiap orang yang tidak memilihnya adalah seorang Nazi," kata Trump dalam kampanye di Atlanta pada Senin (28/10) waktu setempat.

"Saya bukan Nazi. Saya kebalikan dari Nazi," ujar Trump, dilansir kantor berita AFP, Selasa (29/10/2024).

Komentar tersebut disampaikan menyusul publikasi terbaru wawancara New York Times, di mana kepala staf Gedung Putih yang menjabat paling lama di bawah Trump, pensiunan jenderal John Kelly, mengatakan bahwa Trump sesuai dengan definisi seorang fasis.

Kelly juga menyatakan Trump telah mengatakan bahwa "Hitler juga melakukan beberapa hal baik" dan bahwa dia "menginginkan jenderal-jenderal seperti yang dimiliki Adolf Hitler."

Sebelumnya, Trump juga menyerang Harris dalam sebuah kampanye di Madison Square Garden, New York City, pada hari Minggu (27/10) malam waktu setempat.

Simak Video ‘Trump Sebut Kamala Harris Tak Kompeten Dia ‘Ber-IQ Rendah’’

[Gambas Video 20detik]

"Anda telah menghancurkan negara kita. Kami tidak akan menerimanya lagi, Kamala, Anda dipecat. Keluar. Keluar. Anda dipecat," kata Trump kepada kerumunan massa, dilansir DW, Selasa (29/10/2024). Trump juga menyebut Harris sebagai "individu dengan IQ yang sangat rendah."

"Pemilu ini adalah pilihan antara apakah kita akan mengalami empat tahun lagi dengan ketidakmampuan dan kegagalan yang parah, atau apakah kita akan memulai tahun-tahun terhebat dalam sejarah negara kita," cetus Trump.

Ketegangan terus meningkat dalam persaingan, yang menurut jajak pendapat, terlalu ketat untuk diputuskan. Ketegangan ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa Trump bisa kembali menolak untuk mengakui kekalahan, seperti pada tahun 2020, dan karena retorikanya yang keras yang mengancam para migran dan lawan politik.

Simak Video ‘Trump Sebut Kamala Harris Tak Kompeten Dia ‘Ber-IQ Rendah’’

[Gambas Video 20detik]

Sumber