Jeritan Hati Tukang Becak di Muara Angke, Hanya Dapat Rp 50.000 Sehari akibat Banjir Rob
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tukang becak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara mengeluhkan sepinya penumpang sejak banjir rob terjadi di wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
Salah satunya Taryuna (57). Selama banjir rob, ia mengaku lebih sering tidur dibandingkan menarik penumpang.
"Bukan hanya menurun lagi penumpangnya, orang kerendam terus," ujar Taryuna saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Senin (16/12/2024).
Taryuna mengatakan, banyak jalan yang tak bisa dilalui akibat terendam banjir rob. Termasuk, akses menuju pelelangan ikan, tempat Taryuna biasa menunggu penumpang.
Akibatnya, pendapatan Taryuna selama banjir rob menurun. Ia hanya mengantongi Rp 50.000 setelah seharian bekerja.
Jika tidak sedang banjir, pendapatan Taryuna bisa Rp 100.000 per hari.
"Paling Rp 100.000 sudah bersih, karena makannya irit, keluarga di kampung," tambah dia.
Agar tetap dapat bertahan hidup, Taryuna pun menarik becak lebih pagi, ketika air rob belum meluap ke jalan.
Senada dengan Taryuna, tukang becak bernama Junaedi (54) mengatakan, pemasukannya sepi akibat banjir rob menggenang Muara Angke berhari-hari. Ia hanya mendapat Rp 50.000 dalam sehari.
"Pokoknya hampir semua rata, enggak beda seberapa," ungkap Junaedi.
Oleh sebab itu, Junaedi berharap banjir rob dapat segera teratasi agar aktivitasnya mencari rezeki tidak terganggu lagi.
"Orang kecil mah mengikut arus saja, berharapnya air enggak masuk ke jalan, dan tidak mengganggu kita kerja," kata Junaedi.
Seperti diketahui, selama empat hari berturut-turut, Muara Angke tergenang air rob, mulai dari Jumat (13/12/2024) hingga Senin (16/12/2024), dengan ketinggian banjir bervariasi antara 25 sentimeter hingga satu meter.
Air rob biasanya datang di pagi hari sekitar pukul 06.00-09.00 WIB dan akan surut dengan sendirinya pada siang atau sore hari.