Jumlah Kunjungan Wisatawan di Magelang Turun hingga 900.000, Apa Penyebabnya?

Jumlah Kunjungan Wisatawan di Magelang Turun hingga 900.000, Apa Penyebabnya?

MAGELANG, KOMPAS.com - Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjelang akhir 2024 menurun hingga 900.000 orang dibandingkan tahun 2023.

Pemerintah daerah setempat mensinyalir penurunan itu dipicu lemahnya daya beli masyarakat.

Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang Arif Rahman Hakim mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan per Oktober 2024 sebanyak 2,5 juta orang.

Arif menyebutkan, angka itu masih bisa berubah karena tidak semua obyek wisata di Kabupaten Magelang yang berjumlah kisaran 80 tempat melapor kepada lembaganya.

"Kami hanya mengandalkan WA (WhatsApp), tidak terjun ke lapangan untuk (mendata)," ucap dia di kantornya, Senin (16/12/2024).

Jumlah 2,5 juta wisatawan ini menurun 900.000 orang dari catatan selama 2023 sebanyak 3,4 juta wisatawan. Arif tidak merinci jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang dicatat tahun ini.

Menurut dia, penurunan itu dipicu daya beli masyarakat menurun karena berbagai tekanan, salah satunya ekonomi.

"Masyarakat kemudian tentunya cenderung berhemat," ujarnya.

Arif mengaku sudah melihat tren penurunan jumlah kunjungan wisatawan sejak Idul Fitri 2024.

Tren tersebut disebutnya masih bisa berlanjut dengan kebijakan penerapan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen untuk barang-barang mewah mulai 1 Januari 2025.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan hanya memberlakukan PPN 12 persen secara umum, yang naik dari 11 persen.

Rencana penerapan tarif pajak konsumsi sebesar 12 persen telah tertuang dalam UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

Keputusan tersebut disayangkan pelaku usaha dari sektor pariwisata di Kabupaten Magelang karena berpotensi semakin membuat lesunya tren kunjungan ke obyek wisata.

Ketua Forum Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Edward Alfian mengatakan, kenaikan PPN menjadi 12 persen seyogianya ditunda dulu.

Menurut dia, ada masalah yang patut jadi perhatian, yakni isu ekonomi. Utamanya, daya beli masyarakat yang masih rendah sepanjang 2024. Kondisi ini, kata Edward, bisa berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan.

“Kalau dibandingkan tahun 2023, penurunan kunjungan berkisar 20-25 persen. Sebenarnya kami (pelaku pariwisata) sedang tidak baik-baik saja,” bebernya kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan, Kamis (21/11/2024).

Selain soal isu rendahnya daya beli, Edward menyatakan, pelaku usaha pariwisata tahun ini juga menghadapi persoalan larangan study tour bagi pelajar oleh sejumlah pemerintah daerah.

Dengan problem yang dihadapi sepanjang tahun ini, juga rencana kenaikan PPN 12 persen mulai awal 2025, Edward menyebutkan, sektor usaha yang terdampak lesu bisa semakin luas, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hotel, sampai restoran.

“Saya dan teman-teman (menyiasatinya) dengan melakukan branding (wisata) ramah kantong, tentu tidak mengurangi layanan. Ini agar wisata bisa dijangkau dari semua segmen (masyarakat),” imbuh Kepala Bagian Pemasaran dan Promosi Ketep Pass itu–-obyek wisata milik Pemerintah Kabupaten Magelang.

Sumber