Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di China, Virus Apa Ini?

Jumlah Penularan Kasus HMPV Terus Bertambah di China, Virus Apa Ini?

Beijing mengakui adanya lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV) yang mirip flu, terutama di kalangan anak-anak.

Menanggapi ini, Indonesia telah memperketat pengawasan, termasuk terhadap penumpang pesawat yang tiba di Bali dari China dan Malaysia.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar telah mewajibkan penumpang tersebut untuk mengisi Satu Sehat Health Pass (SSHP) tiga hari sebelum keberangkatan.

Mereka juga diminta mencatat gejala apa pun, seperti suhu tubuh tinggi atau gejala pilek atau flu.

"Maskapai-maskapai yang dari China dan Malaysia perlu kami atensi khusus, walaupun kami belum menerapkan protokol kesehatan," kata Kepala KKP Kelas I Denpasar Anak Agung Ngurah Kesumajaya kepada detikBali.

Meski terkesan baru, HMPV sebenarnya sudah ada selama 70 tahun.

Human metapneumovirus.

Huruf "M" dalam akronim ini penting karena adalah abjad yang membedakannya dari HPV, yang merupakan human papillomavirus — penyakit menular seksual yang memicu hampir semua kasus kutil kelamin dan kanker serviks.

HMPV dan HPV adalah penyakit yang berbeda.

Virus ini adalah virus yang menyerang organ pernapasan.

Situs Dewan Riset Kesehatan dan Medis Nasional (NHMRC) milik pemerintah Australia mengatakan, virus ini biasanya hanya menyebabkan penyakit ringan yang mirip dengan flu.

Namun, virus ini dapat memicu penyakit yang lebih parah, seperti bronkitis atau pneumonia.

Situs NSW Health mengatakan anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko tinggi mengalami komplikasi.

Tidak, virus ini sudah ada selama lebih dari 70 tahun.

Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 2001 oleh ilmuwan di Belanda.

Mereka lalu menemukan bahwa virus ini telah beredar di dalam tubuh manusia selama setidaknya 50 tahun sebelumnya.

"Studi serologis menunjukkan bahwa pada usia lima tahun, hampir semua anak di Belanda telah terpapar human metapneumovirus," tulis para peneliti dalam makalah mereka tahun 2001 tentang virus tersebut.

Virus ini juga pernah beredar di Australia pada bulan Oktober tahun lalu, khususnya di New South Wales pada tahun 2023.

Seperti kebanyakan penyakit pernapasan lainnya, HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi.

Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menunjukkan adanya peningkatan jumlah infeksi pernapasan umum, termasuk HMPV, flu musiman, dan virus pernapasan syncytial, atau RSV.

"Tingkat infeksi pernapasan yang dilaporkan di China berada dalam kisaran normal," ujar Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia.

"Itulah yang kami perkirakan akan terjadi selama musim dingin."

Menteri Kesehatan Australia Mark Butler mengatakan bukan hal yang aneh jika lonjakan penyakit pernapasan terjadi selama musim dingin di China hingga "memengaruhi sistem rumah sakit mereka".

"Itu adalah jenis penyakit yang cukup kami kenal [di Australia]," katanya.

Gejalanya mirip flu, seperti

Penyebarannya sama seperti penyakit pernapasan lainnya melalui droplet atau cipratan liur yang mengandung virus.

Virus ini terdapat dalam lendir dan air liur orang yang terinfeksi.

Umumnya, kita mencoba untuk menahan ingus dan ludah kita, tetapi droplet yang sangat kecil dari cairan tubuh ini beredar di udara saat kita bernapas, batuk, dan bersin.

Virus ini dapat tetap ada di udara atau menempel di permukaan di dekatnya.

Virus ini dapat menginfeksi orang lain jika orang tersebut

Mencuci tangan adalah langkah yang penting.

Berikut adalah daftar lengkap dari NSW Health tentang cara melindungi diri dari penyakit pernapasan apa pun

Belum.

Namun, para peneliti sedang mengusahakannya di Australia.

University of the Sunshine Coast saat ini sedang menjalankan uji klinis vaksin dan masih merekrut relawan di Queensland.

Peserta akan dibayar hingga $2.125 (Rp21 juta) untuk menjadi peserta uji coba, dengan syarat mereka berusia antara 60 dan 83 tahun, dan juga harus memenuhi berbagai kriteria lainnya.

Diterjemahkan oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

Lihat juga video Seberapa Bahayanya Virus HMPV?

[Gambas Video 20detik]

Sumber