KALEIDOSKOP 2024: Deretan Aksi Merger Akuisisi Tahun Ini, dari EXCl hingga FILM

KALEIDOSKOP 2024: Deretan Aksi Merger  Akuisisi Tahun Ini, dari EXCl hingga FILM

Bisnis.com, JAKARTA — Sederet langkah akusisi dan merger yang dilakukan oleh emiten masih semarak pada tahun ini. Jelang 2024 berakhir, terdapat aksi merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).

Jalan panjang proses merger EXCL dengan FREN memang telah memasuki babak baru. Seperti diberitakan Bisnis, Smartfren dan PT Smart Telecom (SmartTel) akan menggabungkan diri ke dalam XL yang nantinya akan mengubah nama menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

Group CEO & Managing Director Axiata Vivek Sood menjelaskan merger ini akan membuat EXCL memiliki skala yang jauh lebih besar dan kekuatan komersial yang lebih kuat.

"Sebagai entitas baru, kami akan memiliki sekitar 94,5 juta pelanggan, yang merupakan sekitar 27% dari pangsa pasar pelanggan di Indonesia," kata Sood dalam konferensi pers Merger XL Axiata Smartfren pada Rabu (11/12/2024) di Jakarta.

Sebelum aksi merger EXCL dan FREN, terdapat rentetan aksi akuisisi yang dilakukan oleh sejumlah emiten. PT MD Entertainment Tbk. (FILM) misalnya telah merampungkan transaksi akuisisi 60,98% saham perusahaan media PT Net Visi Media Tbk. (NETV).

CEO MD Entertainment Manoj Punjabi mengatakan dengan akuisisi tersebut, posisi MD Entertainment akan semakin kuat melalui inovasi, ekspansi bisnis, dan langkah-langkah strategis perseroan. Hal itu sekaligus mendukung peningkatan penjualan konten FILM di seluruh saluran distribusi televisi.

"Pada 2024, saya semakin optimistis dengan akuisisi NET TV yang semakin memperluas jangkauan pasar kami di bidang penyiaran," katanya, dalam keterangan resmi, pada November lalu (6/11/2024).

XL Axiata (EXCL)Perbesar

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan aksi merger dan akuisisi ditujukan guna memperkuat aset sumber daya perusahaan, serta memperkuat pangsa pasar.

"Akuisisi dan merger menjadi langkah konsolidasi bisnis dalam rangka penetrasi pasar. Ini juga sekaligus memberikan diversifikasi bisnis yang lebih optimal," ujar Nafan kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Kemudian, setelah diversifikasi bisnis perusahaan dijalankan, diharapkan pangsa pasar meningkat dan mendorong kinerja keuangan emiten ke depan.

Berikut daftar aksi akuisisi dan merger emiten pada 2024

PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA)

Pada Januari 2024, emiten gas ini telah resmi mengakuisisi 8% participating interest (PI) wilayah kerja migas Jabung, Jambi melalui anak usahanya PT Raharja Energi Tanjung Jabung dari PT GPI Jabung Indonesia.

Selain itu, RAJA masih akan gencar menjalankan aksi akuisisi. Saat ini, RAJA memasuki tahap akhir pembicaraan untuk mengakuisisi sebagian hak partisipasi atau participating interest blok migas baru.

PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Pada April 2024, HRUM telah mengakuisisi PT Blue Sparking Energy (BSE) melalui anak usahanya, PT Tanito Harum Nickel Industry (THN).

PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP)

Pada Mei 2024, OCBC Indonesia telah mengumumkan bahwa proses akuisisi perseroan terhadap PT Bank Commonwealth (PTBC) telah selesai. Dengan demikian, 100% saham PTBC telah sepenuhnya dimiliki oleh OCBC efektif 1 Mei 2024.

PT MD Entertainment Tbk. (FILM) 

Pada Oktober 2024, emiten milik Manoj Punjabi itu telah merampungkan transaksi akuisisi 60,98% saham NETV. Transaksi pengambilalihan dilaksanakan dengan cara mengambilbagian atas saham baru yang diterbitkan oleh NETV.

PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG)

Pada Oktober 2024, emiten Grup Bakrie ini telah mengakuisisi 51% aset kepemilikan di blok KKS Sengkang di Sulawesi Selatan melalui anak usahanya, PT EMP Energi Jaya (EEJ).

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM)

Pada Oktober 2024, Antam resmi mengakuisisi 30% saham perusahaan smelter nikel PT Jiu Long Metal Industry, anak usaha dari Eternal Tsingshan Group Limited berbasis di Hong Kong SAR. 

Akuisisi itu diteken lewat perjanjian jual beli bersyarat dan pengalihan saham antara anak usaha ANTM, PT Gag Nikel dengan anak usaha Tsingshan berbasis di Singapura, Newton International Investment Pte. Ltd. Nilai transaksi akuisisi 30% saham itu mencapai US$102.500.000 atau sekitar Rp1,6 triliun.

Antam juga tengah mengkaji peluang akuisisi tambang emas operasi baru untuk meningkatkan cadangan perseroan.

PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE)

Pada Oktober 2024, emiten properti ini telah resmi menjadi pengendali baru PT Suryamas Dutamakmur Tbk. (SMDM) usai merampungkan transaksi pengambilalihan saham senilai Rp2,33 triliun.

Entitas Grup Sinar Mas Land itu mengambil alih 91,99% saham SMDM dari tangan Top Global Limited (TGL), sebuah perusahaan investasi properti asal Singapura, yang sejatinya masih memiliki afiliasi dengan keluarga Widjaja.

PT Astra International Tbk. (ASII)

Pada Oktober 2024, Astra melalui anak usahanya PT Astra Sehat Nusantara mengumumkan telah mengakuisisi Heartology Cardiovascular Hospital senilai Rp645 miliar.

PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA)

Pada November 2024, TOBA telah mengakuisisi 100% saham Sembcorp Environment Pte. Ltd. senilai 405 juta dolar Singapura atau sekitar Rp4,77 triliun. Aksi akuisisi itu dilakukan TOBA melalui anak usahanya SBT Investment 2 Pte. Ltd. yang telah menandatangi perjanjian pembelian saham atau SPA dengan Sembcorp Industries sebagai penjual pada 8 November 2024.

PT ABM Investama Tbk. (ABMM)

Pada November 2024, emiten portofolio Lo Kheng Hong ini menyampaikan telah melakukan perjanjian jual beli saham untuk mengakuisisi anak usaha PT Citra Tubindo Tbk. (CTBN).

ABMM melalui PT Cipta Krida Bahari (CKB) telah melakukan penandatanganan perjanjian jual beli saham dengan CTBN untuk mengakuisisi PT Sarana Citranusa Kabil (SCN) dan PT Citra Pembina Pengangkutan Industries (CPPI). SCN akan diakuisisi oleh CKB atau afiliasinya dengan total jumlah saham sebesar 99,94% dari CTBN.

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA)

Pada November 2024, TPIA melalui anak usahanya PT Chandra Daya Investasi (CDI) mengakuisisi empat kapal pengangkut minyak atau bahan kimia serta kapal pengangkut gas bumi. Empat kapal ini sekaligus menjadi armada pertama yang dimilki oleh anak usaha TPIA tersebut.

Emiten petrokimia besutan Prajogo Pangestu ini juga akan merampungkan aksi akuisisi kilang minyak Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP).

PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL)

Pada Desember 2024. Mitratel mengakuisi cucu perusahaan milik BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) senilai Rp645,45 miliar.

Mitratel secara resmi meneken akta jual beli saham atau share purchase agreement (SPA) dengan entitas anak PTPP, yakni PT PP Infrastruktur terkait dengan pelepasan seluruh kepemilikan saham di PT Ultra Mandiri Telekomunikasi.

Mitratel secara rinci mengambil alih 42.570 lembar saham kepemilikan PT PP Infrastruktur di PT Ultra Mandiri Telekomunikasi atau setara 99,30% saham. Adapun nilai transaksi tersebut mencapai Rp645,45 miliar.

PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID)

Pada Desember 2024, DOID menanamkan modal senilai 62 juta dolar Australia ke dalam 29Metals Limited sebagai bagian dari strategi diversifikasi geografis di negeri Kanguru. Aksi korporasi itu dilakukan DOID melalui anak perusahaan tidak langsungnya Bukit Makmur Mandiri Utama Pte. Ltd. atau BUMA Singapore.

PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN)

Jelang akhir 2024, EXCL dan FREN mengungkapkan skema merger keduanya. Smartfren dan PT Smart Telecom (SmartTel) akan menggabungkan diri ke dalam XL yang nantinya akan mengubah nama menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

Sumber