Kaleidoskop 2024: Sederet Emiten yang Ganti Nama, Ada TPIA, ACES, ADRO hingga HERO
Bisnis.com, JAKARTA — Sederet emiten memutuskan untuk mengganti nama perseroan dengan berbagai alasan dan keperluan sepanjang 2024.
Beberapa emiten tersebut di antaranya PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA), PT Ace Hardware Tbk. (ACES), PT Bank BTPN Tbk. (BTPN), PT Hassana Boga Sejahtera Tbk. (NAYZ), PT Net Visi Media Tbk. (NETV), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) dan PT Hero Supermarket Tbk. (HERO).
Secara lebih rinci, berikut daftar emiten yang memutuskan mengganti nama perseroan di antaranya
Emiten milik Prajogo Pangestu, melakukan pergantian nama yang semula PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.(TPIA) telah menyepakati perubahan nama perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Selain itu, RUPSLB juga menyetujui untuk mengangkat Anawat Chansaksoong sebagai Direktur perusahaan yang berlaku efektif per 1 Januari 2024.
Head of Corporate Communications TPIA Chrysanthi Tarigan mengatakan bahwa perubahan nama ini merupakan bagian dari strategi perseroan.
"Seiring dengan langkah korporasi terkait diversifikasi bisnis yang dilakukan tak hanya di sektor kimia, tetapi juga infrastruktur," katanya dalam keterangan resmi. TPIA saat itu berencana menggenjot lini bisnis energi baru terbarukan (EBT) terutama dalam pemanfaatan listrik ramah lingkungan.
PT Ace Hardware Tbk. (ACES) menyetujui perubahan nama perusahaan menjadi PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat (7/6/2024).
Direktur ACES Gregory S. Widjaja mengatakan tujuan perubahan nama adalah untuk mencerminkan peran perusahaan yang lebih menyeluruh, lebih dari sekadar menawarkan produk-produk untuk home improvement.
Seiring dengan perubahan nama, perusahaan mengalokasikan dana untuk berbagai keperluan rebranding.
"Dana yang disiapkan mencakup berbagai aspek penting di antaranya komunikasi melalui berbagai media yang tepat ke para pemangku kepentingan, kepatuhan terhadap regulator, juga legalitas perusahaan untuk memastikan operasional bisnis dapat berjalan sebagaimana mestinya," katanya, Selasa (13/8/2024).
Dia mengatakan seiring dengan adanya perubahan nama perusahaan, ACES optimistis tetap meraih kinerja yang positif.
Direktur Utama ACES Prabowo Widya Krisnadi mengatakan bahwa perubahan nama perseroan tersebut diharapkan dapat mencerminkan peran perusahaan yang lebih menyeluruh, dan menjadi sumber aspirasi serta inspirasi untuk kehidupan lebih baik.
ACES terus bertumbuh pesat dan menjadi pusat ritel kebutuhan rumah dan gaya hidup terkemuka sejak 1995. Sepanjang 2023, perseroan telah membuka 13 toko dan memperluas pasar di beberapa kota baru, yakni Tarakan, Singkawang, Purwakarta, Bontang, Cilacap, dan Metro.
Pada 2024, ACES memperluas layanannya di Banyuwangi dan Garut serta membuka 5 toko baru. Saat ini, jaringan penjualan perseroan telah berjumlah 236 toko yang tersebar di 69 kota di Indonesia.
PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis (29/8/2024) yang resmi menyetujui perubahan nama perseroan menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk.
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar mengatakan langkah ini menandai transformasi Bank BTPN untuk merespons dinamika pasar dan portofolio yang terus berkembang.
"Kami harap Bank BTPN dapat memperkuat posisi di pasar domestik dan menegaskan relevansi Perseroan bagi segmentasi yang lebih luas melalui layanan keuangan yang komprehensif dan inovatif di seluruh lini bisnis," ujarnya, Kamis (29/8/2024).
Dia menjelaskan bahwa transformasi merek yang disetujui oleh RUPSLB ini mencerminkan sinergi yang lebih kuat antara Bank BTPN dengan induk usaha. Sebelumnya, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. telah merger dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 2019.
Presiden dan CEO SMBC Akihiro Fukutome menyebut transformasi ini sebagai langkah strategis untuk mempertegas keberadaan SMBC di Indonesia.
Menurutnya, dukungan pemangku kepentingan menjadi faktor penting dalam perjalanan menuju perubahan ini. Transformasi Bank BTPN menjadi SMBC Indonesia bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar sekaligus memperkuat posisinya di sektor perbankan.
PT Hassana Boga Sejahtera Tbk. (NAYZ) mengubah nama menjadi HBS Food. Perubahan nama ini merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada 11 Oktober 2024.
Direktur NAYZ Bambang Setiadji mengatakan bahwa langkah tersebut bertujuan memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen makanan sehat. Keputusan ini juga diharapkan menjadi simbol komitmen NAYZ untuk menghadirkan produk berkualitas.
Selain itu, RUPSLB PT Hassana Boga Sejahtera Tbk. (NAYZ) juga menyepakati perombakan susunan direksi. Hasil rapat memutuskan pergantian direktur utama dan komisaris utama guna memperkuat langkah strategis perusahaan ke depan.
RUPSLB juga mengangkat Arief Banang Trinovan yang sebelumnya Komisaris Utama, menjadi Direktur Utama menggantikan Teuku Chairul Wisal. Adapun, posisi Komisaris Utama kini dipegang Dody Arifianto.
“Kami berharap perubahan ini dapat menjadi langkah strategis yang semakin memperkuat posisi perseroan di industri makanan sehat, halal, dan bergizi, baik di pasar domestik maupun internasional,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
PT Net Visi Media Tbk. (NETV) secara resmi memutuskan untuk mengganti nama perseroan menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menyetujui perubahan nama tersebut, dan pergantian susunan jajaran komisaris dan direksi, pada 8 November 2024.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Halim Lie menempati posisi Direktur Utama MDTV yang baru, menggantikan Manoj Punjabi yang berganti posisi menjadi Komisaris Utama MDTV.
"RUPSLB menyetujui perubahan nama perseroan PT Net Visi Media Tbk. menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk. yang disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0072157.AH.01.02.Tahun 2024," tulis manajemen, dikutip Rabu (13/11/2024).
Perubahan nama tersebut merupakan bagian dari langkah strategis perseroan PT MD Entertainment Tbk. (FILM) yang telah mengakuisisi 80,05% saham NETV.
Manoj Punjabi menyampaikan bahwa perubahan ini merupakan langkah visioner untuk membawa perusahaan semakin unggul dalam penyiaran dan media kreatif.
“Dengan tim yang solid, kami percaya bahwa MDTV akan memberikan kontribusi besar dalam memperkuat industri kreatif di Indonesia,” ujarnya.
Direktur Utama yang baru, Halim Lie juga menambahkan bahwa sinergi strategis bersama PT MD Entertainment Tbk. (FILM) akan membuka peluang besar bagi MDTV dalam menciptakan konten inovatif.
“Dengan perubahan nama, kepemimpinan, serta dukungan keuangan yang kuat, PT MDTV Media Technologies Tbk. siap untuk mengembangkan inovasi di industri penyiaran dan memperkaya pengalaman hiburan bagi masyarakat Indonesia,” katanya.
Emiten tambang batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) resmi menganti nama perseroan menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk.
Keputusan itu diambil lewat RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) dalam agenda pergantian nama perusahaan pada Senin, 18 November 2024.
Manajemen ADRO menjelaskan pergantian nama ini menjadi salah satu langkah perseroan untuk memperkenalkan identitas baru sebagai entitas induk yang akan lebih fokus pada bisnis hijau dan pengembangan proyek-proyek ramah lingkungan.
Adapun, pilar bisnis dari PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. adalah Adaro Minerals dan Adaro Green.
ADRO menjelaskan nama "Alam" merepresentasikan perusahaan yang mengolah kekayaan alam Indonesia dari tiga elemen utama, yaitu tanah, air, dan udara, dengan mengedepankan tanggung jawab dan inovasi berkelanjutan.
Kemudian "Tri" merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti tiga. "Tri" merepresentasikan tiga elemen kekayaan alam Indonesia, yaitu tanah, air, dan udara.
Emiten peritel PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) telah resmi mengganti namanya menjadi PT DFI Retail Nusantara Tbk.
Manajemen mengatakan bahwa perseroan akan lebih berfokus pada segmen bisnis ritel produk kecantikan serta kesehatan melalui Guardian dan produk rumah tangga melalui IKEA.
Presiden Direktur DFI Retail Nusantara Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan penggantian nama dilakukan karena HERO sudah melakukan divestasi segmen bisnis Hero Supermarket ke PT Hero Ritel Nusantara (HRN).
"Sehingga kami pakai nama DFI Retail Nusantara. Karena nusantara itu kami lokal, beroperasi di sini [Indonesia], DFI itu nama grup kami," katanya pada Rabu (4/12/2024).
HERO memutuskan untuk menutup bidang usaha Giant yang terdiri dari toko hipermarket dan supermarket pada 2021 lalu. Berakhirnya operasional Giant disusul dengan pelepasan segmen bisnis Hero Supermarket ke pihak afiliasi yakni HRN pada Juni 2024.
Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) HERO pada, Rabu (4/12/2024), perseroan mengumumkan langkah yang akan ditempuh ke depan setelah mengganti nama dengan memfokuskan pada segmen bisnis Guardian dan IKEA.
Guardian terus memperluas jaringan toko hingga mencapai lebih dari 340 toko di berbagai kota besar di Indonesia, termasuk di Bali, Jawa, Kalimantan, Lombok, dan Sumatra.
Sementara itu, IKEA terus meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian lokal dengan memperluas kemitraan dengan produsen Indonesia dan mendukung wirausaha sosial melalui kerja sama dengan Instellar.