Kaleidoskop 2024: Semarak Pembaruan Wajah dan Kelanjutan Konsolidasi Perbankan

Kaleidoskop 2024: Semarak Pembaruan Wajah dan Kelanjutan Konsolidasi Perbankan

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2024, industri perbankan RI diramaikan dengan sejumlah aksi untuk memperbarui wajah atau rebranding, baik dengan berganti logo maupun nama.

Tak hanya itu, semarak konsolidasi juga terus berlanjut, baik di kelompok bank umum, bank pembangunan daerah (BPD), hingga bank perekonomian rakyat (BPR).

Rencana merger dua bank milik konglomerat RI, yaitu Bank MNC (BABP) dan Bank Nobu (NOBU) masih berproses meskipun telah molor dari target awal untuk selesai pada Agustus 2023.

Akuisisi Bank Muamalat oleh BTN telah resmi batal, tetapi bank spesialis perumahan ini kini mengalihkan target akuisisi ke bank syariah lain. Sementara, merger Bank Commonwealth dengan Bank OCBC NISP resmi efektif pada kuartal III/2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turut merilis roadmap dan peraturan baru untuk mendukung konsolidasi dan pengembangan BPR.

Selain itu, terdapat pula kebijakan pemerintah untuk industri perbankan yang cukup penting dirilis pada tahun ini. Salah satunya adalah Peraturan Pemerintah (PP) No. 47/2024 tentang Penghapusan Piutang Macet UMKM.

Bisnis telah merangkum sejumlah peristiwa penting yang terjadi industri perbankan Tanah Air sepanjang 2024. Berikut laporannya

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) efektif melakukan perubahan merek dan logo per 3 Maret 2024. Peresmian logo ini menjadi bagian dari kiprah perusahaan setelah merayakan HUT ke-74 BTN pada 9 Februari 2024 lalu.

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebut perubahan logo ini merupakan refleksi dari transformasi yang telah dilakukan Bank BTN, di antaranya di ranah digital untuk mendukung proses bisnis dan layanannya, serta operasional kantor-kantor cabang yang lebih modern.

"Perubahan BTN meliputi beberapa, termasuk visi misi baru. Baik dari sisi digitalisasi, teknologi, bisnis proses, perubahan budaya hingga risk management," ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (3/3/2024).

Perusahaan asuransi asal Korea Selatan Hanhwa Life telah menandatangani perjanjian pembelian 40% saham PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) miliki taipan James Riady pada 3 Mei lalu.

Pemilik Bank Nobu yakni Lippo Group dan Hanwha Life telah menyetujui perjanjian pembelian saham (stock purchase agreement/SPA) pada 3 Mei 2024, di mana Hanwha Life akan mengakuisisi 40% saham Bank Nobu dari Lippo Group.

Disebutkan bahwa Hanwha Life mengakuisisi Bank Nobu bertujuan untuk tumbuh lebih jauh menjadi pemain keuangan global yang besar. Mereka juga akan memaksimalkan sinergi dengan mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha dengan keahlian manajemen Lippo Group di bisnis perbankan.

Lippo Group dan MNC Group terpantau melakukan transaksi ’tukar guling’ saham di Nobu Bank dan PT Bank MNC Internasional (BABP) pada 8 Mei 2024 di tengah proses merger kedua bank.

Dari data kepemilikan saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pada 7 Mei 2024, MNC Land Tbk. (KPIG) memegang saham Bank MNC sebesar 16,82% atau sebanyak 7,48 miliar saham BABP.

Sehari setelahnya, porsi saham tersebut susut ke 6,82% dengan masuknya PT Prima Cakrawala Sentosa, dengan kepemilikan saham sebesar 10,00% atau sebesar 4,445 miliar saham BABP. Transaksi ini difasilitasi oleh PT MNC Sekuritas.

Dengan transaksi ini, pemegang saham Bank MNC dengan porsi di atas 5% terdiri dari PT MNC Land Tbk. (KPIG) sebesar 6,82%, PT Prima Cakrawala Sentosa 10,00%, PT MNC Kapital Indonesia Tbk. (BCAP) sebesar 38,79%, dan PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) sebesar 7,23%

OJK menerbitkan Peraturan OJK (POJK) No. 7/2024 tentang Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan BPR Syariah. Beleid itu ditujukan untuk memperkuat aspek kelembagaan BPR sesuai amanat UU No. 4/2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).

“Ketentuan ini penting karena akan mengubah lanskap industri BPR dan BPR Syariah dalam menghadapi tantangan dan persaingan di masa mendatang. Penerbitan Peraturan OJK ini serta upaya penguatan yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR atau BPR Syariah," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangan resmi, Sabtu (18/5/2024).

OJK meluncurkan roadmap Pengembangan dan Penguatan Industri Badan Perkreditan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah (BPRS) (RP2B) 2024-2027.

Peta jalan ini memiliki fokus utama pada upaya untuk memperbaiki isu-isu fundamental pada BPR dan BPRS, sehingga mampu memanfaatkan peluang sekaligus mengelola risiko dengan adanya perluasan kegiatan usaha dan aktivitas BPR dan BPRS, sebagaimana diatur UU P2SK.

“[Roadmap ini] merupakan landasan kebijakan BPR BPRS untuk menjawab [kebutuhan dan tantangan] industri ke depan,” kata Dian.

BTN mengumumkan batal melanjutkan aksi korporasi berupa akusisi terhadap PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. pada 8 Juli lalu.

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan due diligence terhadap Bank Muamalat sejak awal tahun ini. Namun, proses itu urung seiring dengan berjalannya uji tuntas itu.

"Pada dasarnya kami tetap harus menjaga kesepakatan bersama mereka [Bank Muamalat]. Tapi secara umum kami sampaikan, tidak akan meneruskan akuisisi Bank Muamalat," ujar Nixon dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI pada Senin (8/7/2024).

BTN lantas mengonfirmasi tengah melakukan proses akuisisi terhadap bank syariah lain usai proses serupa terhadap Bank Muamalat dinyatakan batal.

“Banknya apa, saya masih harus merahasiakan karena ada urusan juga dengan OJK Pasar Modal. Katakan saja namanya Bank X, jadi Bank X sedang kita dekati, memang lagi proses pembicaraan salah satunya yang lagi mau dibahas mengenai valuation,” ujar Nixon usai Public Expose, Selasa (27/8/2024).

OJK buka suara perihal proses merger antara Bank Nobu dan Bank MNC yang tak kunjung rampung. Proses merger kedua bank sebelumnya ditargetkan pada Agustus 2023.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae mengatakan memang untuk menyatukan dua bank yang memiliki karakteristik bisnis dan budaya perusahaan yang berbeda perlu dilakukan secara berhati-hati dan tidak tergesa-gesa, sehingga nantinya menghasilkan sinergi bank yang sehat serta mampu berkembang secara berkelanjutan pascamerger.“Rencana merger antara MNC dan Nobu masih tetap kami harapkan untuk dilakukan sebagaimana komitmen sebelumnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (12/8/2024).

Sumber