Kaleidoskop 2024: Tawuran yang Terus Berulang meski Sudah Ada Korban Jiwa
JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antar-remaja dan kelompok masyarakat menjadi salah isu yang disorot masyarakat Jakarta dan sekitarnya sepanjang tahun 2024.
Tawuran terus berulang selama bertahun-tahun, bahkan menimbulkan korban jiwa.
Berikut rangkuman sejumlah peristiwa tawuran sepanjang tahun 2024
Jalan I Gusti Ngurah Rai di Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi salah satu langganan lokasi tawuran warga Jakarta Timur. Selama November hingga awal Desember 2024, sedikitnya terjadi lima kali aksi tawuran.
Perinciannya yakni, Minggu (10/11/2024), Senin (18/11/2024), Kamis (21/11/2024) dini hari, Kamis (21/11/2024) malam, dan Minggu (8/12/2024).
Tawuran yang terjadi di lokasi tersebut pada Minggu (10/11/2024) menimbulkan korban jiwa. Dalam tawuran itu, seorang remaja tewas akibat tertabrak kereta.
Kedua kelompok tawuran merupakan warga Jagal, Pulogadung, dan warga Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Dari pihak seberang, melemparkan batu ke arah lawan. Nah sedangkan sudah diperingatkan sama warga dan satpam, dia masih enggak menggubris, akhirnya ditabrak lalu kepental sekitar 15-20 meter," ujar warga bernama Allan di lokasi kejadian, Minggu (10/11/2024).
Kendati demikian, Allan tidak mengetahui identitas korban. Ia menyebut, di lokasi tersebut memang sering terjadi tawuran.
"Iya emang sering, soalnya kalau di sini kan emang musuhnya musuh abadi. Jadi kasusnya saling ngebalikin, gitu terus," ucap dia.
Sementara, Nandang (48), warga Duren Sawit mengatakan, tawuran di wilayah ini disebabkan karena dendam masa lalu.
"(Karena dendam) masa lalu. Karena ini ada yang mulai provokator, jadi kembali lagi. Tawuran jagal seberang sama jagal pinggir rel," kata Nandang, Senin (18/11/2024).
Perselisihan antarwarga ini sempat dimediasi oleh pemerintah setempat. Namun, aksi tawuran terus berulang.
"Sudah pernah dikumpulkan, cuma begini lagi. Ada lagi pas Lebaran berapa tahun lalu tawuran," ungkap Nandang.
Karena tawuran yang terus berulang, warga dari lima kelurahan menggelar deklarasi damai, Minggu (24/11/2024).
Kelima kelompok warga itu berasal dari Kelurahan Kebon Singkong dan Kelurahan Klender (Duren Sawit); Kelurahan Cipinang Jagal dan Kelurahan Jatinegara Kaum (Pulogadung); serta Kelurahan Cipinang Muara (Jatinegara).
Deklarasi damai digelar di lokasi yang biasanya jadi titik tawuran di Jalan I Gusti Ngurah Rai dan dihadiri perwakilan warga dari empat kelurahan, Wali Kota Jakarta Timur, serta Dandim.
KOMPAS.com/Febryan Kevin Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly saat ditemui di Mapolres Jakarta Timur, ia memberikan keterangan terkait aksi tawuran yang terjadi di Cipinang Muara, Senin (9/12/2024). Menurut Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly, deklarasi damai ini digelar untuk mencegah tawuran kembali terjadi.
"Apabila deklarasi yang sudah dilakukan dan masih juga dilanggar oleh warga, kita harus melakukan tindakan represif. Kita mengenakan pasal-pasal yang dilanggar oleh warga itu sendiri," kata Nicolas.
Nicolas menegaskan, dalam aksi tawuran tidak ada istilah korban, karena kedua belah pihak yang saling serang merupakan pelaku.
"Tidak ada yang korban. Kedua belah pihak itu adalah pelaku tawuran. Jadi kita dapat mengenakan tindakan hukum, apabila kita datang, kita menemukan di TKP dan melakukan penangkapan terhadap mereka," kata dia.
Nicolas juga mengungkap, seluruh kecamatan di Jakarta Timur dikategorikan sebagai zona merah tawuran.
"Di Jakarta Timur kita tahu bersama, kalau zona merah, semuanya kalau dikategorikan ya zona merah karena tidak ada di satu kecamatan pun yang tak terjadi tawuran. Semua ada tawuran," kata Nicolas mengutip wawancara eksklusif Kompas.com, Selasa (6/8/2024).
"Kalau mau diranking, saat ini yang paling banyak ada secara kuantitas ada di Kecamatan Matraman, Duren Sawit, dan Cakung," ungkap dia.
Nicolas mengatakan, banyak remaja yang terlibat dalam tawuran tidak menyadari konsekuensi dari tindakan mereka.
Para remaja ini hanya ingin diakui dalam kelompoknya dan sering kali mencari kesenangan tanpa memikirkan dampak negatif yang mungkin terjadi.
Sebelum tawuran berulang di Duren Sawit, seorang polisi sempat mengalami luka bakar akibat disiram air keras saat membubarkan tawuran di Jalan Basuki Rahmat (Basura), Jakarta Timur, Kamis (29/08/24).
"Anggota Brimob Yon B Cipinang mengalami luka bakar akibat tersiram air keras sehingga harus dilakukan perawatan secara intensif di RS Polri Kramatjati," kata Nicolas dalam keterangannya, Kamis (29/8/2024).
Kejadian bermula saat puluhan pemuda dari RW 01 dan RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur saling serang menggunakan petasan dan melempar batu di lokasi tawuran.
Tawuran yang terjadi sekitar pukul 04.35 WIB itu sempat diurai oleh personel gabungan dari Patroli Patra Brimob Yon B Cipinang dan Polres Metro Jakarta Timur.
"Ketika dilakukan pengamanan oleh anggota kepolisian, para pelaku tawuran menyiram air keras kepada (anggota Brimob tersebut)," ujar Nicolas.
Akibat disiram air keras, anggota Brimob yang terluka langsung dirujuk ke RS Polri Kramatjati untuk mendapat tindakan medis
Selain di Jakarta Timur, aksi tawuran di Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (22/9/2024) juga menggegerkan publik karena menewaskan tujuh remaja.
Tujuh jasad remaja itu ditemukan tewas mengapung di Kali Bekasi, Jatiasih. Menurut polisi, ketujuh remaja itu bagian dari puluhan remaja yang hendak tawuran.
Puluhan remaja ini semula berkumpul di sebuah gubuk di Jalan Cipendawa, Bojong Menteng, Rawalumbu, Kota Bekasi. Saat hendak dibubarkan polisi, mereka lari tunggang langgang dan beberapa menceburkan diri ke Kali Bekasi.
"Pada Sabtu (21/9/2024) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, para saksi dan korban (tewas di Kali Bekasi) berdasarkan informasi berkumpul di sekitar Jalan Cipendawa di bedeng atau gubuk di depan PT Gudang Semen Merah Putih Jatiasih," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Audy Joize Oroh dalam konferensi pers di Polres Metro Bekasi Kota, Senin (23/9/2024).
"Di mana di tempat tersebut sudah ada berkumpul sekitar kurang lebih 30 kendaraan roda dua yang menurut informasi dari keterangan saksi-saksi, kemungkinan sekitar 60 orang dari mereka berkumpul di tempat itu," lanjutnya.
Audy menyampaikan, puluhan remaja itu sempat minum minuman beralkohol. Selain itu, mereka juga membawa senjata tajam.
Kemudian, kata Audy, sekitar pukul 03.30 WIB, tim Perintis Presisi Polri datang ke tempat itu untuk melakukan patroli.
"Jadi setelah melihat adanya kedatangan tim presisi, remaja yang berkumpul di tempat tersebut kemudian melarikan diri kocar-kacir, ada yang mengarah ke perumahan dan ada juga beberapa yang mengarah ke arah Kali Bekasi," jelas Audy.
Menurut keterangan para saksi, beberapa remaja yang sebelumnya tengah berkumpul nekat loncat ke Kali bekasi saat melihat tim Presisi datang.
Namun, sejumlah remaja lain tidak berani meloncat karena melihat kondisi tempat yang tidak memungkinkan dan gelap. Sehingga, beberapa di antara mereka diamankan oleh tim Perintis.
"Tim Perintis dari Presisi selanjutnya mengamankan 22 orang berikut barang bukti senjata tajam. Dan dari 22 orang tersebut diamankan tiga orang yang kedapatan memegang senjata tajam tersebut," tutur Audy.
Sementara, hasil pemeriksaan tim Rumah Sakit Polri menemukan adanya pasir, lumpur, dan tumbuhan air di organ tubuh tujuh remaja yang tewas di Kali Bekasi.
"Pemeriksaan dalam kami temukan pasir, lumpur di saluran pencernaan dan pernapasannya. Kemudian kami ambil sampel getah paru dan di sumsum kami temukan ganggang atau tumbuhan air," ujar Dokter Spesialis Forensik dan MedikolegalRS Polri, Farah, dalam konferensi pers di Markas Polres Metro Bekasi Kota, Jumat (4/10/2024) siang.
Sementara, dari pemeriksaan pada bagian luar tubuh ketujuh korban menunjukkan kondisi jasad sudah membusuk lanjut dan masih berpakaian.
"Jadi pakaiannya basah, tangannya keriput terendam dalam air," imbuh dia.