Kalteng Siaga, 13 Kabupaten Rawan Banjir Saat Musim Hujan, Mana Saja?

Kalteng Siaga, 13 Kabupaten Rawan Banjir Saat Musim Hujan, Mana Saja?

PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Sebagian besar daerah di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) telah memasuki musim penghujan, dengan sejumlah wilayah yang berisiko tinggi terhadap banjir.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Kelas II Palangka Raya, Muhammad Iksan Sidiq, menjelaskan bahwa musim hujan di Kalteng dimulai sejak dasarian ketiga September 2024.

“Hanya beberapa daerah yang terpantau masih masuk kategori musim peralihan, seperti sebagian Barito Timur, Barito Selatan, Barito Utara bagian utara, dan Kapuas bagian tengah,” ungkap Iksan kepada Kompas.com melalui aplikasi perpesanan, Kamis (7/11/2024).

Iksan juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang.

“Waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang ditimbulkan seperti genangan air, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang,” tambahnya.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng, Indra Wiratama, menyatakan bahwa sesuai dengan prakiraan BMKG, Kalteng akan memasuki puncak musim penghujan mulai bulan November hingga awal Desember 2024.

“Menurut data Kajian Risiko Bencana Provinsi Kalteng 2022-2026, ada 13 kabupaten yang berisiko tinggi terjadi banjir,” jelas Indra kepada Kompas.com, Kamis (7/11/2024).

Kabupaten-kabupaten tersebut meliputi

“Cuman Kota Palangka Raya yang masuk kategori sedang. Namun, jika ditotal se-Kalteng, mayoritas daerahnya masuk kategori bahaya tinggi, sehingga Kalteng termasuk daerah yang berisiko tinggi pula,” tambahnya.

Meskipun Palangka Raya masuk kategori sedang, Indra menekankan bahwa kondisi bahaya dan kerentanan terhadap bencana banjir cenderung meningkat setiap tahun, bahkan setiap bulan.

Oleh karena itu, kajian terbaru perlu disusun dengan data yang terbaru.

“Menyikapi kondisi ini, kami melakukan penyampaian peringatan dini banjir ke BPBD Kabupaten/Kota sebagai bentuk Early Warning System (EWS) dan menyusun rencana kontingensi untuk persiapan jika terjadi bencana banjir, melibatkan seluruh OPD dan pihak-pihak terkait,” jelas Indra.

Pihaknya juga sedang menyiapkan sarana prasarana (sarpras) dan logistik banjir untuk melakukan penyelamatan serta memenuhi kebutuhan dasar masyarakat jika bencana terjadi.

“Saat ini kami aktif melakukan sosialisasi guna antisipasi penyebab dan bahaya bencana banjir, serta berkoordinasi dengan instansi terkait tentang normalisasi drainase dan saluran air,” tandasnya.

Sumber