Kasih Sayang Ibu Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek, Maafkan Perbuatan Sang Anak agar Dapat Keringanan Hukuman
JAKARTA, KOMPAS.com - Kasih sayang ibu sepanjang masa, ungkapan ini tampaknya menggambarkan apa yang dilakukan oleh AP (40), ibu dari remaja berinisial MAS (14) yang menusuk dirinya beserta suami dan ibunya di rumah mereka di daerah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Pasalnya, AP memilih memaafkan perbuatan sang anak yang telah menghilangkan nyawa sang suami dan ibunya serta nyaris membunuhnya.
Pemberian maaf itu disampaikan AP kepada pihak kepolisian yang melakukan pemeriksaan kedua terhadap dirinya pada Rabu (11/12/2024).
"Kalau kita mintain keterangan kemarin, ibunya sangat memaafkan. ‘Bagaimanapun ceritanya, dia itu tetap anak saya’, itu yang dikatakan oleh ibunya," ujar Nurma saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2024).
Nurma menjelaskan, AP memaafi MAS dengan tulus meski ia merasa sangat terpukul dengan apa yang telah terjadi.
"Walaupun dia (AP) merasa sakit, apa pun yang dia (MAS) lakukan, saya memaafkan," tambah Nurma.
Nurma menyampaikan, AP menyadari proses hukum terhadap MAS tetap berlanjut meskipun ia telah memberikan maaf.
Namun, AP berharap MAS bisa mendapatkan keringan hukum usai dirinya memberikan maaf.
"Iya betul (ingin keringanan hukuman). Dia sudah minta, bahkan dia menganggap jika (penusukan) itu bukan perbuatan anaknya," tambah Nurma.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu juga MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
(Penulis I Putu Gede Rama Paramahamsa | Editor Jessi Carina)