Kasus George Sugama Halim, dari Kesombongan Menuju Penyesalan
JAKARTA, KOMPAS.com - Anak pemilik toko roti di Cakung, Jakarta Timur, George Sugama Halim kini mendekam di balik jeruji besi.
Ia disebut menangis dengan tangan terborgol setelah terlibat dalam kasus penganiayaan.
Sebelumnya, George sempat sesumbar dan yakin bahwa ia tidak akan tersentuh hukum karena korban penganiayaan, D (19), dianggap sebagai masyarakat biasa yang tidak memiliki relasi kekuasaan dengan penegak hukum.
"Orang miskin kayak elu enggak bisa masukin gue ke penjara, gue ini kebal hukum," kata D, menirukan ucapan George.
Namun, George kini menyadari kesalahannya.
Ia mengakui perbuatannya dan menunjukkan penyesalan atas tindakannya yang menganiaya D.
Kasus ini mulai mendapat perhatian aparat penegak hukum setelah D melaporkan kejadian tersebut ke Komisi III DPR-RI.
Awalnya, D melaporkan penganiayaan ini ke Polsek Rawamangun dan Polsek Cakung, tetapi kedua polsek tersebut menolak laporannya dan menyarankan agar D melapor langsung ke Polres Jakarta Timur.
Setelah kasusnya viral, polisi berhasil menangkap George yang sedang bersembunyi di sebuah hotel di Sukabumi, Jawa Barat, pada Senin (16/12/2024).
Setelah kasus ini mencuat ke publik, foto George beredar di media sosial bersama anggota TNI, yang memicu narasi bahwa George dilindungi oleh pihak TNI.
Namun, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dengan tegas membantah rumor tersebut.
Ia menyatakan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk berfoto dengan siapa pun, termasuk anggota TNI, sehingga foto bukanlah bukti bahwa seseorang mendapat dukungan dari pihak militer.
"Ya biasalah, jadi jangan hanya takut karena orang pernah berfoto sama siapa. Karena sekarang bisa berfoto dengan siapapun. Presiden, (orang) mau foto (sama Presiden), mau dia," ungkap Maruli saat ditemui di Mabesad, Jakarta Pusat, pada Jumat (20/12/2024) malam.
Ia juga menekankan bahwa hanya karena seseorang berfoto dengan prajurit, bukan berarti mereka memiliki hubungan dekat.
"Ya biasalah, jadi jangan hanya takut karena orang pernah berfoto sama siapa. Karena sekarang bisa berfoto dengan siapapun. Presiden, (orang) mau foto (sama Presiden), mau dia," katanya.
"Ya orang berteman kayak gini foto-foto masa jadi temannya? Kan gampang sekarang itu. Jangan percaya dengan foto. Kalau orang datang mau foto sekarang sudah enggak bisa lagi tolak, masa gua tolak?" imbuh Maruli.
Orang tua George, Linda Pantjawati, mengungkapkan bahwa anaknya merasa sangat ketakutan dan gemetar di penjara.
"Nangis gemetar enggak mau di penjara. Dia takut katanya. Karena di dalam penjara kan serba tidak enak," ucap Linda dikutip Tribunnews.com.
Sebagai bentuk penyesalan dan harapan untuk menyelesaikan masalah ini dengan damai, ibu George meminta kepada korban, D, untuk membuka jalur perdamaian.
Linda menegaskan bahwa tidak ada niat dari pihak George untuk melakukan penganiayaan terhadap D.
"Jadi saya minta tolong saya berharap semua ini berjalan dengan damai. Saya memang sudah minta maaf kepada Ayu supaya masalah ini tidak diperpanjang dan tidak ada saling tuntut menuntut. Tidak akan ada habisnya," ungkapnya.