Kasus Pencabulan Santri Pria di Pesantren Jakarta Timur Masuk Tahap Penyidikan

Kasus Pencabulan Santri Pria di Pesantren Jakarta Timur Masuk Tahap Penyidikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Polres Metro Jakarta Timur memastikan kasus dugaan pencabulan santri salah satu pesantren di Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, sudah masuk ke tahap penyidikan.

"Itu sudah ditahap penyidikan," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly kepada wartawan, Kamis (16/1/2025).

Nicolas menyampaikan, terduga pelaku terdeteksi ada dua orang. Namun, baru satu orang yang diamankan Polres Metro Jakarta Timur, yaitu guru di pondok pesantren tersebut.

Untuk satu pelaku lainnya, yaitu pemilik pesantren masih dalam pengejaran polisi.

"Pelakunya indikasinya ada dua. Karena dia (pemilik pesantren) menghilang kita sudah ngejar, dalam pengejaran kita. Yang satu yang guru sudah sebagai tersangka dan tahanan," ungkap Nicolas.

Lebih lanjut, Nicolas menerangkan bahwa ada lima orang korban serta dua laporan polisi yang diterima Polres Metro Jakarta Timur dari dua terduga pelaku pencabulan.

"Korbannya ada lima. Jadi tiga korban untuk satu tersangka dan dua korban untuk satu tersangka. Jadi dua laporan polisi," ujar Nicolas.

Kendati demikian, Nicolas belum bisa menjelaskan secara lengkap terkait dugaan tindakan pencabulan yang terjadi di pesantren itu.

Pasalnya, Polres Metro Jakarta Timur masih melakukan pengejaran terduga pelaku.

Sebelumnya, Warga menangkap KH, pemilik salah satu pesantren di Jakarta Timur yang diduga mencabuli santrinya.

Salah satu warga yang tinggal di dekat pesantren itu, Rudi (49) mengatakan, usai ditangkap warga, KH langsung dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur.

"Awal mulanya, karena saya baru pulang kerja, tahu-tahu sudah ramai, masyarakat Kampung Tipar di sini ini katanya ada pencabulan. Pelakunya yang pemilik pesantren berinisial KH, sama tadi diamankan juga empat orang korbannya," kata Rudi saat ditemui kompas.com, Rabu (15/1/2025).

Rudi menjelaskan, warga sekitar mengetahui adanya aksi pencabulan itu setelah menerima laporan dari salah satu santri

"Iya, mungkin salah satu muridnya ada yang ngadu tiba-tiba ya ketahuan sudah ramai saja," ucap Rudi.

Sumber