Katedral Notre-Dame Akan Dibuka Kembali Usai Alami Kebakaran 5 Tahun Lalu

Katedral Notre-Dame Akan Dibuka Kembali Usai Alami Kebakaran 5 Tahun Lalu

LIMA tahun setelah mengalami kebakaran dahsyat, Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, akan dibuka kembali untuk umum pada 7 Desember mendatang dengan sebuah upacara yang disiarkan secara global, lalu disusul dengan serangkaian misa, konser, dan berbagai acara lainnya.

“Kami akan memulihkan pusat kehidupan kami sebagai gereja,” kata Uskup Agung Paris, Laurent Ulrich, saat konferensi pers pada Rabu (15/11/2024).

Pekan lalu, lonceng-lonceng Notre-Dame berdentang lagi untuk pertama kalinya sejak kebakaran pada April 2019.

Menurut Uskup Ulrich, umat katolik Prancis juga sangat antusias dan penuh semangat untuk menyambut kembali para pengungjung dari seluruh dunia yang datang ke Katedral Notre-Dame. Setelah dibuka kembali, setiap tahun sekitar 14 juta hingga 15 juta pengunjung diperkirakan akan mengunjungi gereja itu.

Katedral Notre-Dame, sebuah mahakarya bergaya Gotik dari Abad Pertengahan, sebelumnya merupakan salah satu monumen paling banyak dikunjungi di dunia sebelum kebakaran memaksanya untuk ditutup sementara waktu. Gereja itu dibangun di atas reruntuhan dua gereja lain sebelumnya. Gereja-gereja itu sendiri berdiri di atas sebuah kuil Gallo-Romawi yang dipersembahkan untuk dewa Jupiter.

Pembangunan Notre-Dame diprakarsai Maurice de Sully, uskup Paris, sekitar tahun 1160. Dia memiliki gagasan untuk mengubah reruntuhan dua basilika sebelumnya menjadi satu bangunan besar yang lebih megah. Peletakan batu pertama pembangunan dilakukan Paus Alexander III, tahun 1163.

Bagian utama katedral, seperti tempat kor, fasad barat, dan nave (bagian tengah gereja), selesai dibangun sekitar tahun 1250. Selama 100 tahun berikutnya, berbagai elemen dekoratif seperti serambi, kapel, dan ornamen lainnya ditambahkan untuk memperindah katedral itu.

Nama Notre-Dame yang berarti "Bunda Kami", merujuk pada Maria, ibu Yesus.

Uskup Agung Ulrich akan mengetuk pintu-pintu katedral dengan tongkatnya sebagai simbol pembukaan kembali secara resmi. Aksi simbolis itu menandai momen penting kembalinya Katedral Notre-Dame sebagai tempat ibadah dan warisan budaya. Upacara itu akan dihadiri sejumlah pejabat tinggi gereja katolik, pejabat negara asing, dan para donatur yang telah memberikan kontribusi untuk renovasi katedral tersebut.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang telah berjanji untuk membuka kembali bangunan itu dalam waktu lima tahun setelah kebakaran, diperkirakan akan memberikan pidato singkat di depan katedral menjelang upacara. Gagasan sebelumnya, yaitu Macron akan berbicara di dalam katedral menuai kritik karena hal itu akan dianggap melanggar aturan sekularisme yang ketat di Prancis.

Pada 8 Desember, Katedral Notre-Dame akan menggelar misa perdana setelah dibuka kembali. Misa itu bertujuan untuk menguduskan (menyucikan) altar. Notre-Dame akan menerima relikui beberapa orang kudus. Presiden Emmanuel Macron serta sekitar 170 uskup dari Prancis dan berbagai negara lain diharapkan hadir dalam acara tersebut.

Misa untuk umum akan dipersembahkan pada hari itu juga, dan para pengunjung akan dapat memasuki katedral yang telah direnovasi untuk pertama kalinya sejak 15 April 2019, ketika api menghanguskan atap kayu dan timah, menghancurkan menara ikonik, dan membahayakan stabilitas struktur bangunanan itu.

AFP/GEOFFROY VAN DER HASSELT Puncak menara Katedral Notre-Dame, Paris, Perancis runtuh akibat kebakaran yang terjadi sejak Senin (15/4/2019) sore waktu setempat.Sejumlah pejabat mengatakan, masih terlalu dini untuk memberikan daftar tamu pada upacara tersebut. Namun Paus Fransiskus telah mengatakan, dia tidak akan hadir.

Meskipun beberapa pekerjaan renovasi masih akan dilanjutkan setelah Desember, pembukaan kembali itu akan menandai berakhirnya upaya besar dan kompleks untuk mengembalikan katedral itu ke kondisi aslinya, meskipun sempat tertunda akibat kebijakan lockdown saat Covid-19 dan kekhawatiran akan dampak timbal beracun dari sisa kebakaran.

“Tantangan pembangunan kembali dalam lima tahun telah berhasil diatasi,” kata Olivier Ribadeau-Dumas, rektor Notre-Dame, pada konferensi pers. Ia menambahkan, “Hal ini menunjukkan bahwa dalam periode penuh keraguan dan pertanyaan itu, jika kita tetap bersatu dalam mencapai tujuan yang sama, kita dapat mencapai hal yang mustahil.”

Perayaan akan berlangsung lebih dari seminggu setelah pembukaan kembali itu, termasuk misa untuk petugas pemadam kebakaran yang menyelamatkan gedung dan sekitar 2.000 pekerja dan pengrajin yang membantu merenovasi gedung. Selain itu, akan ada konser-konser yang digelar. Katedral juga akan dibuka untuk umum pada sore hari hingga pukul 10 malam, sebelum akhirnya kembali ke jam buka normalnya, yaitu pagi hingga malam hari.

Untuk membantu mengatur arus wisatawan dan peziarah ke bagian dalam Notre-Dame, yang kini sudah bersih dari abu, debu timah, dan kotoran yang mengendap selama berabad-abad, katedral akan menyiapkan sistem reservasi online gratis dan merilis aplikasi panduan. Pada awalnya, hanya pengunjung individu yang diizinkan, tetapi katedral akan mulai menerima grup wisata pada musim semi 2025.

Menteri Kebudayaan Prancis bulan lalu menyarankan agar Notre-Dame mengenakan tarif masuk untuk membantu mendanai pemeliharaan ribuan gereja dan monumen keagamaan di negara itu. Namun Uskup Agung Ulrich menegaskan pada hari Rabu bahwa otoritas Gereja Katolik Perancis sangat menentang gagasan tersebut. Katedral itu dimiliki negara Prancis, tetapi dikelola oleh Gereja Katolik Prancis.

Kantor Macron menggambarkan pembukaan kembali katedral itu sebagai “keberhasilan Prancis” lainnya setelah penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Paris 2024 yang berjalan lancar.

Secara keseluruhan, sekitar 843 juta euro (Rp 14,1 triliun) dana yang berasal dari sekitar 340.000 donor telah diterima untuk renovasi gereja itu sejak terjadinya kebakaran. Sebagian besar dana itu telah digunakan untuk restorasi katedral tersebut. Sekitar 143 juta euro (Rp 2,4 triliun) akan digunakan untuk melanjutkan pekerjaan renovasi bagian luar, termasuk sakristi dan penyangga terbang (flying buttresses), yang mungkin memakan waktu tiga tahun lagi untuk diselesaikan.

“Pada saat kebakaran terjadi, kondisi katedral tidak terlalu bagus,” kata Philippe Jost, kepala satuan tugas rekonstruksi katedral, pada konferensi pers hari Rabu. “Anda harus terbiasa melihat katedral dengan perancah (yang digunakan selama proses renovasi).”

Investigasi masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran tersebut, namun penyebab pastinya mungkin tidak akan pernah dapat ditentukan. Teori utama di kalangan penyidik adalah bahwa kebakaran itu dipicu oleh korsleting listrik atau puntung rokok yang dibuang.

Sumber