KBank Fokus Jadikan Indonesia sebagai Pusat Pertumbuhan Bisnis Regional

KBank Fokus Jadikan Indonesia sebagai Pusat Pertumbuhan Bisnis Regional

Bisnis.com, JAKARTA — Kasikornbank (KBank), salah satu bank besar di kawasan Asean, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat strategis dalam mendukung aspirasi pertumbuhan ekonomi regionalnya.

Melalui kemitraan dengan PT Bank Maspion Indonesia Tbk., bank asal Thailand tersebut berupaya memperkuat integrasi ekonomi Asean menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2025.

Dalam acara customer gathering di Jakarta, Kamis (12/12/2024), Executive Vice President KBank sekaligus President Commissioner Bank Maspion, Chat Luangarpa, menyoroti posisi strategis Indonesia di kawasan Asean.

Dengan fundamental ekonomi yang kuat dan proyeksi pertumbuhan PDB sebesar 5% pada 2025, Indonesia dinilai sebagai pasar potensial untuk menjadi motor pertumbuhan KBank di kawasan.

“Ketahanan ekonomi dan posisi strategis Indonesia di Asean menjadikannya pasar penting bagi aspirasi regional kami. Kepemilikan mayoritas KBank di Bank Maspion bertujuan untuk mendukung pelaku bisnis Indonesia sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan di kawasan,” ujar Chat.

KBank telah menjadi pemegang saham mayoritas Bank Maspion sejak 2023 dengan kepemilikan sebesar 84,55%. Bank ini telah meningkatkan klasifikasi Bank Maspion menjadi KBMI II dan menargetkan pencapaian status KBMI III pada 2027.

Dengan pertumbuhan ekuitas yang mencapai Rp6,8 triliun per kuartal II/2024, KBank memperkuat fondasi Bank Maspion untuk bersaing pada level nasional dan regional.

Strategi KBank melibatkan transformasi Bank Maspion sebagai lembaga keuangan yang tepercaya dan berkelanjutan, sejalan dengan ambisi masuk ke jajaran 20 bank teratas di Indonesia.

“Strategi kami adalah bertumbuh lebih cepat dari rata-rata industri. Saya kira ini kontribusi yang bisa kami berikan untuk Indonesia. Kami juga memahami kebijakan pemerintah Indonesia di sektor agrikultur, manufaktur, dan jasa. Saya kira itu sejalan dengan kebijakan kredit kami,” katanya.

Komitmen KBank juga mencakup upaya mendorong transformasi digital perbankan dan pembiayaan yang berkelanjutan. Bank ini fokus pada pemberdayaan bisnis lokal melalui solusi lintas batas.

Melalui jaringan mitra keuangan di 13 negara, KBank memperluas peluang bisnis bagi pelaku usaha Indonesia untuk memanfaatkan pasar Asean yang semakin terintegrasi. Strategi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem keuangan yang mendukung pertumbuhan UKM dan korporasi besar.

Menjelang MEA 2025, KBank memproyeksikan pertumbuhan PDB Asean mencapai 4,5% dengan nilai perdagangan intra-regional sebesar USD 856 miliar.

Posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam dinamika regional menjadi nilai tambah yang akan diperkuat oleh KBank melalui investasi strategis di sektor keuangan dan digitalisasi.

Langkah KBank ini mencerminkan visi jangka panjangnya untuk membangun masa depan keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.

Burin Adulwattana, Managing Director and Chief Economist of Kresearch, mengatakan bahwa prospek ekonomi Indonesia pada tahun mendatang akan tetap kuat meskipun ada tantangan global.

“Saya pikir Indonesia akan sangat terlindungi secara ekonomi karena fokusnya pada sumber daya alam. Namun, hal yang lebih mengkhawatirkan bagi prospek ekonomi Indonesia adalah regulasi terkait perubahan iklim, seperti kebijakan deforestasi Uni Eropa dan dampaknya pada ekspor batu bara,” ujarnya.

Menurut Burin, konsumsi domestik tetap menjadi mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, didorong oleh kelas menengah yang terus berkembang.

“Jika fokus tetap pada konsumsi dan peningkatan daya beli masyarakat, dampak dari perang tarif global tidak akan sebesar yang dirasakan oleh negara-negara seperti Vietnam atau Thailand,” tambahnya.

Dengan pendekatan ini, KBank berupaya memanfaatkan potensi konsumsi domestik Indonesia yang besar sembari mendukung transisi menuju ekonomi yang lebih ramah lingkungan melalui investasi strategis dan inovasi keuangan.

Sumber