KBRI Damaskus Pastikan WNI di Suriah Aman meski Konflik Meningkat
JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus memastikan, semua WNI di Suriah, yang jumlahnya tercatat 1.162 orang berada dalam kondisi aman di tengah eskalasi perang saudara yang mencapai Ibu Kota Suriah.
“Dilaporkan bahwa seluruh WNI di Suriah dalam keadaan aman,” demikian pernyataan KBRI Damaskus yang disiarkan melalui sosial media Instagram sebagaimana dipantau di Jakarta, Minggu (9/12/2024).
Menghadapi dinamika konflik yang sedang memanas, KBRI Damaskus mengimbau supaya WNI di Suriah senantiasa tenang, tidak bepergian dari rumah untuk sementara, dan tetap menjaga komunikasi dengan Perwakilan RI.
Apabila menghadapi kesulitan atau memerlukan bantuan mendesak, WNI di Suriah juga sangat disarankan untuk segera menghubungi KBRI Damaskus melalui hotline +963-954-444-810, +963-983-493-246, atau +963-983-480-264.
KBRI Damaskus sebelumnya telah menetapkan siaga 1, status keamanan tertinggi, untuk seluruh wilayah Suriah menyusul eskalasi peperangan yang terjadi.
Sebelumnya, siaga 1 hanya diterapkan pada beberapa wilayah seperti Aleppo dan Hama.
Menindaklanjuti penetapan siaga 1, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan KBRI Damaskus melakukan pertemuan secara virtual pada Sabtu (7/12/2024) dengan masyarakat Indonesia di Suriah untuk memberikan informasi terkini soal situasi keamanan dan langkah-langkah kontingensi, termasuk evakuasi.
Mengingat situasi di Suriah yang masih sangat dinamis, Kemlu RI maupun KBRI Damaskus serta Perwakilan RI di Timur Tengah terus memperhatikan secara dekat perkembangan situasi di negara tersebut.
Kelompok bersenjata anti-rezim Bashar Al-Assad mulai memasuki Damaskus dari sisi selatan ibu kota Suriah itu pada Sabtu.
Kota tersebut takluk pada kelompok oposisi pada Minggu, usai pasukan rezim Al-Assad kehilangan kendalinya.
Pertempuran di Damaskus menjadi babak akhir dari perang saudara Suriah yang berlangsung sejak 2011.
Eskalasi pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi pecah pada 27 November lalu dari kawasan pedesaan di barat Aleppo di Suriah utara.
Cepatnya pergerakan kelompok oposisi mengejutkan pasukan militer Suriah, dan rezim Al-Assad pun kehilangan kendali terhadap satu per satu wilayah di negara itu, dimulai dari Idlib, Aleppo pada 30 November, dan Hama pada 5 Desember.